Banjir Solo Bertambah Parah

Sumber:Suara Pembaruan - 28 Desember 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
[SOLO] Akibat hujan berintensitas tinggi yang terjadi di Solo dan sekitarnya pada Kamis (27/12) sore hingga malam, banjir kembali melanda Kota Solo, bahkan di beberapa tempat ketinggian air mampu mencapai ketinggian tiga meter.

Banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo ini juga melanda warga yang bermukim di Kampung Kanoman, Kelurahan Pasar Kliwon yang belum pernah terendan banjir.

Menurut penuturan beberapa warga setempat, banjir kali ini sangat parah. Rumah-rumah penduduk terendam hingga setinggi dada orang dewasa dan akibatnya sekitar 200 keluarga harus mengungsi.

Warga setempat Syarif (43) mengatakan, begitu hujan datang Kamis (27/12) sore kemarin, air mendadak menggenang setinggi lutut. Lambat laun ketinggian mencapai dada.

"Wah kami sempat panik, sebab tidak menyangka daerah ini akan kena juga. Pengungsian belum disiapkan dan kebutuhan warga di tempat pengungsian juga belum tersedia," ujarnya pada Jumat (28/12) pagi ini.

Sementara itu, di Kampung Sewu Jebres, sedikitnya 240 jiwa mengungsi karena ketinggian air sudah mencapai tiga meter. Warga setempat mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah, khususnya bantuan untuk balita. "Di sini tidak ada obat dan selimut. Anak-anak balita jumlahnya sekitar 20 tetapi harus makan mi instan terus," kata Murdoko (32).

Menurutnya, sejak Rabu (26/12) warga Kampung Sewu sudah tidur di tenda-tenda yang didirikan oleh TNI, namun sarana kebutuhan hidup masih sangat minim.

Kondisi Kampung Mojo Sukoharjo lebih parah dari sebelumnya. Ketinggian air sudah melebihi atap rumah. Warga setempat mengeluhkan lambannya bantuan pemerintah, termasuk alat evakuasi berupa perahu karet. "Kami kan juga ingin menyelamatkan harta benda kami, tapi karena tidak ada bantuan, habislah sudah," ujar Moekarim (50).

Dari pantauan SP, sejumlah balita yang tinggal di tempat pengungsian, tampak mulai terserang infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Namun, sampai hari ini belum ada petugas kesehatan yang mengunjungi lokasi-lokasi pengungsian ter-sebut.

Sementara itu, banjir yang melanda lima desa di dua kecamatan di Kecamatan Batang Serangan dan Padangtualangm Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), akibat dari meluapnya Sungai Tenang.

Diare

Sementara itu, para korban banjir di Kota Jambi yang hingga Jumat (28/12) pagi masih berada di tenda-tenda pengungsian mulai terserang penyakit gatal-gatal, demam dan diare. Pengungsi yang lebih banyak kena serangan penyakit itu dari kalangan anak-anak dan lanjut usia.

Ratnawati (40), warga Kelurahan Legok, Telanaipura yang ditemui SP di tenda pengungsian mereka Jumat (28/12) pagi menyebutkan, anak-anak dan lanjut usia terserang gatal-gatal, demam dan diare karena kondisi di pengungsian yang serba darurat dan krisis. Para pengungsi krisis air bersih, tidur berdesak-desakan dan tak teratur. Kemudian pola makan pun tidak teratur lagi.

"Hal ini membuat anak-anak kami dan para orang lanjut usia banyak yang sakit. Selama dua hari mengungsi, sudah ada 55 orang warga di sini berobat ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)," katanya.

Korban banjir yang mengungsi di Kelurahan Solok Sipin, Kota Jambi juga banyak yang terserang penyakit gatal-gatal, batuk, demam dan diare. Namun para pengungsi itu belum ada yang sampai dirawat di rumah sakit karena petugas kesehatan siaga di tenda-tenda pengungsi 24 jam.

Lurah Legok, Bustami mengatakan, jumlah warga kelurahan itu yang mengungsi hingga Jumat (28/12) mencapai 500 jiwa. Mereka ditampung di tenda-tenda pengungsian dan rumah warga. Guna mengatasi berbagai penyakit, posko kesehatan disiagakan di Puskesmas Putri Ayu Kelurahan Legok.

Kasi Penanggulangan bencana Alam Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (KSPM) Provinsi Jambi mengatakan, jumlah war- ga Kota Jambi yang mengung- si akibat banjir mencapai 108 keluarga.

Warga ditampung di tenda-tenda yang disiapkan Dinas KSPM Jambi di pinggir Danau Sipin, Legok dan Sijenjang.

Banjir yang semakin meluas di Kota Jambi membuat jumlah sekolah yang diliburkan bertambah.

Menurut Kasubdin Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Nasional Kota Jambi, Drs Azharuddin Sabri, hingga Jumat (28/12), delapan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang diliburkan di kota itu karena gedung sekolah terendam banjir.

Gedung sekolah yang terendam banjir itu terdapat di Keluraha Legok, Jambi Kota Seberang, Sijenjang.

Sementara itu ketinggian permukaan air Sungai Batanghari hingga Jumat (28/12) pagi telah mencapai 13,90 meter.

Luapan sungai itu telah melampaui batas Siaga I dengan ketinggian permukaan Sungai Batanghari sekitar 13,87 meter. [141/152/BO/AHS/148/151]



Post Date : 28 Desember 2007