Banjir Sergap Soreang

Sumber:Pikiran Rakyat - 25 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOREANG, (PR).- Ratusan rumah di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung terendam banjir bandang, Minggu (24/1). Hujan deras yang mengguyur Soreang dan sekitarnya, mengakibatkan banjir dengan kedalaman 30 sampai 80 sentimeter.

Banjir juga menggenangi beberapa perumahan Kompleks Gading Tutuka 1 dan Kompleks Soreang Indah di Desa Cingcin, Kecamatan Soreang. Banjir dengan ketinggian antara 30 sampai 60 sentimeter juga menggenangi Jln. Al Fathu yang berada tepat di depan kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung, dan Jln. Soreang-Cipatik.

Salah seorang warga, Toto Ruhiyat mengatakan, rumahnya di Kampung Bojongkoneng, Desa Cingcin, Soreang terendam banjir setinggi enam puluh sentimeter. "Banjirnya hanya lewat saja karena hujan sangat deras, mulai datang pukul 15.00 WIB dan sejak pukul 17.00 tadi sudah berangsur surut," kata Toto.

Sementara itu, Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) dan Dinas Peternakan Kabupaten Bandung juga ikut terendam. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan A. Tisna Umaran yang dihubungi "PR", Minggu (24/1) mengatakan, kantornya terendam 10 sampai 30 sentimeter.

"Sudah saya perintahkan anak buah saya untuk mengemasi dokumen atau barang-barang yang dianggap penting supaya tidak kebasahan," ucap Tisna.

Sementara Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Syarief Hidayat mengatakan, Kantor Dinas Peternakan terendam hingga enam puluh sentimeter. "Bangunan Dinas Kehutanan yang menyatu dengan Dinas Peternakan juga ikut terendam. Belasan komputer ikut terendam, kemungkinan besar rusak," kata Syarief.

Pintu masuk yang berada di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan juga pecah karena tak mampu menahan derasnya air. Luapan air juga menggenangi Perumahan Cingcin Permata Indah (CPI) Desa Cingcin, Soreang. Air terus menerobos masuk ke rumah-rumah warga yang berada di Blok A, B, D, G, dan I.

"Jumlah rumah warga di CPI yang tergenangi banjir bisa mencapai lima ratus unit," kata warga CPI, H. Saiful Bahri.

Saiful yang juga anggota DPRD Kabupaten Bandung mengatakan, air hujan tidak bisa tertampung oleh saluran yang ada. "Air hujan dari Perum Gading Tutuka 1 dan Soreang Indah masuk ke sungai yang melintasi CPI. Akibatnya, sungai tak mampu menampung air hujan dan menggenangi rumah-rumah," katanya.

Projek normalisasi sungai untuk mencegah banjir di Desa Cingcin, kata Saiful, terhambat pembebasan tanah sehingga tidak tuntas. "Sebagian projek memang sudah selesai, tetapi tidak tuntas akibat pembebasan tanah belum selesai," katanya.

Banjir juga menggenangi jalan masuk ke Kompleks Gading Tutuka 2, Desa Ciluncat, Kec. Cangkuang, akibat meluapnya Sungai Cijalupang. "Ketinggian banjir mencapai empat puluh sentimeter sehingga warga terpaksa menunggu di gerbang agar air surut," kata seorang warga, Langgeng.

Banjir juga menggenangi Jalan Raya Citaliktik, Desa Pananjung, Cangkuang. Akibatnya, warga Perum Bumi Parahyangan Kencana tidak bisa masuk ke perumahan mereka.

Tebing irigasi jebol

Selain merendam ratusan rumah, banjir juga mengakibatkan tebing Irigasi Leuwikuya di dua titik, yakni Hectometer (Hm) 1 dan Hm 2 jebol sehingga air irigasi tak bisa mengalir. Tebing yang berada di atas Irigasi Leuwikuya, Desa/Kecamatan Kutawaringin, longsor sehingga menutupi saluran air.

"Hujan deras membuat tebing longsor di Hm 1 sepanjang 30 meter dan di Hm 2 sepanjang 10 meter," kata Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Banyu Hurip, Imat Ruhimat.

Tanah longsoran menutupi saluran irigasi sehingga aliran air terhambat. "Pemerintah agar secepatnya menyingkirkan tanah karena volume longsoran cukup besar. Apalagi Irigasi Leuwikuya mengairi ribuan hektare sawah di Kutawaringin dan sebagian Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat," katanya. (A-71/A-175/A-179/A-148)



Post Date : 25 Januari 2010