|
KISARAN(SI) – Warga dua kecamatan di Kabupaten Asahan kembali mengungsi menyusul meluasnya luapan Sungai Asahan kemarin.Ketinggian air mencapai 30–40 sentimeter. Hujan yang terus mengguyur Asahan ini mengakibatkan luapan banjir semakin meluas.Hari ini tercatat tiga kelurahan di Kecamatan Kisaran Barat dan dua desa di Kecamatan Simpang Empat dilanda banjir. Di sejumlah titik di kecamatan Kisaran Barat, sebagian besar rumah warga sudah terendam air dengan ketinggian antara 30–40 cm dari permukaan tanah. Bahkan, di daerah-daerah terendah melebihi dari ketinggian tersebut. Tiga kelurahan yang terendam banjir itu, yakni Kelurahan Sidomukti, Bunut, dan Bunut Barat. Diperkirakan, apabila hujan terus turun, warga yang bermukim di daerah- daerah terendah akan mengungsi ke daerah yang lebih tinggi yang tidak terjangkau banjir. “Kalau hujan terus kami yakin ketinggian air ini akan semakin bertambah dan rumah kami bakal nyaris tenggelam,” tutur Suparman, warga Sidomukti. Menurut dia, tiga kelurahan di Kecamatan Kisaran Barat ini merupakan kecamatan yang masih belum terbebas dari banjir. Banjir yang terjadi setiap tahun ini disebabkan terjadinya pendangkalan dasar sungai serta tidak berfungsinya got-got penyaluran air kotor karena tidak ada perawatan dari pemerintah daerah setempat. Sementara itu, banjir yang melanda kecamatan Simpang Empat belum juga surut, bahkan meluas. Selain dua desa sebelumnya, yakni Desa Simpang Empat dan Desa Sei Dua Hulu,dua desa yang nyaris selamasetahunterendambanjirdikecamatan itu.Pemkab Asahan juga telah menerima laporan banjir semakin meluas ke beberapa desa terdekat lainnya di kecamatan tersebut. Akibat banjir yang terus melanda kawasan ini, sejumlah tempat pengungsian darurat yang masih dibiarkan berdiri oleh warga kembali dihuni warga. Ratusan warga sudah mengungsi karena tendatenda pengungsian tidak mencukupi sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan sanak famili. “Kami khawatir sepertinya ketinggian air akan naik lagi karena sebagian badan jalan mulai tertutupi air,”tutur Supriyati,warga Desa Sei Dua Hulu, Simpang Empat, kemarin. Dia menambahkan, akibat ketakutan terhadap banjir yang terus- menerus terjadi di desa ini, tempat pengungsian daruratnya yang dibangunnya setengah tahun lalu masih dibiarkan berdiri. Ibu beranak empat itu pun terpaksa kembali mengungsi ke tempat pengungsiannya tersebut. “Sudah dua malam kami tidur di sini.Rumah tidak bisa lagi dihuni sudah dipenuhi air,”ujarnya. Ratusan rumah di dua desa tersebut telah dikuasai air. Diperkirakan, kedalaman air yang merendam rumah warga tersebut antara 50–70 cm. Bahkan,di tempat terendah diperkirakan lebih dari ketinggian tersebut. Saat dihubungi melalui ponsel, Kepala Dinas Sosial Pemkab Asahan Syaifuddin Tarigan menyatakan, sebanyak 30 tenda pengungsian sudah dikirimkan ke kecamatan Simpang Empat untuk tempat pengungsian warga karena rumahnya terendam banjir. “Hampir sebagian besar warga di sana mengungsi,” tuturnya. Dia menambahkan, pihaknya memperkirakan ketinggian air akan semakin meningkat, bahkan ancaman banjir akan semakin meluas ke desa-desa dan kecamatankecamatan lain yang berada di hilir Sungai Asahan.Ancaman banjir juga mengintip Kecamatan Sei Kepayang dan Buntu Pane. Hingga saat ini, Dinas Sosial Pemkab Asahan belum menurunkan bantuan pangan kepada para korban banjir, baik di kecamatan Simpang Empat maupun Kisaran Barat. “Permintaan sembako sedang diproses. Mungkin dalam waktu dua hari ini bantuan sembako akan segera turun,”tuturnya. Selain bantuan dari pemerintah daerah setempat, Syaifuddin Tarigan menambahkan, pihaknya saat ini juga mengusahakan bantuan dari provinsi. Selain tambahan tenda pengungsian, mereka juga meminta kebutuhan pangan,di antaranya roti,saus,dan lain-lain. “Saat ini saya berada di Medan, di Dinas Sosial Provinsi, untuk mengusahakan bantuan tersebut,” tandasnya. (edy gunawan hasby) Post Date : 25 Maret 2009 |