Banjir Semakin Luas

Sumber:Kompas - 24 April 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

AMUNTAI, KOMPAS - Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Jumat (23/4), semakin luas. Kawasan yang terendam banjir sudah mencapai 156 desa atau bertambah dibandingkan dengan satu hari sebelumnya. Total rumah yang terendam pun menjadi 18.801 unit.

Pantauan menunjukkan, ketinggian air di sejumlah jalan protokol di Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara, seperti Jalan Basuki Rahmat, Jalan Khuripan, dan Jalan Abdul Azis, masih 30-40 sentimeter. Pada Jumat sore, ratusan anak memanfaatkan genangan itu untuk mandi dan bermain.

Di pedesaan, genangan air misalnya terjadi di Desa Sungai Durait Tengah, Kecamatan Babirik. Air mengalir dari pekarangan warga, melintasi jalan menuju ke pekarangan yang lain. ”Ada juga yang masuk ke rumah,” ujar Abdul Samad, warga Sungai Durait Tengah.

Abdul memperkirakan, air tidak akan surut dalam waktu singkat. Ini mengingat curah hujan di daerah hulu Sungai Tabalong dan Balangan masih cukup tinggi.

Kepala Bagian Kemasyarakatan Hulu Sungai Utara Fathurahman mengatakan, pihaknya masih mendata jumlah warga yang patut mendapat bantuan. Hingga Jumat, masih ada beberapa daerah yang belum memasukkan data. ”Untuk warga yang rumahnya rusak hari ini, sudah kami kirim bantuan,” ujarnya.

Longsor

Hujan yang turun terus-menerus sejak Kamis sore hingga Jumat pagi di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, juga menyebabkan banjir di sejumlah desa. Bahkan, 3 rumah roboh, 10 rumah rusak berat, dan 1 anak balita tewas akibat terbawa banjir.

Di Banyumas, hujan yang turun pada Kamis malam menyebabkan tebing pekarangan di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, longsor dan menimpa rumah Sobari (70) hingga dinding rumah jebol. Sobari yang sedang menderita stroke nyaris menjadi korban. ”Sebelum dinding kamar roboh semua, saya menarik suami keluar rumah,” kata Sapen (60), istri Sobari.

Hujan selama Kamis malam di Cilacap juga menyebabkan tanggul Sungai Cigegeumeuh jebol hingga menyebabkan banjir bandang di Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja. Dua rumah warga roboh.

Banjir bandang itu menyebabkan Dina (18 bulan), anak Mudiono, hanyut terbawa banjir dan tewas. Anak balita itu hanyut terbawa banjir setelah lepas dari gendongan ibunya, Ngadiah (27). Saat itu, Ngadiah digendong suaminya, Mudiono. ”Karena arus airnya kencang sekali, anak kami terlepas dari pelukan ibunya,” kata Mudiono.

Jasad Dina baru dapat ditemukan Jumat sekitar pukul 11.15, sekitar 30 meter dari rumah Mudiono.

Banjir juga melanda Kabupaten Memberamo, Papua. Sekitar 150 warga Distrik Mamberamo Hulu, yang bermukim tinggal di daerah aliran Sungai Taritatu, mengungsi karena rumah mereka masih terendam luapan kali sejak tiga pekan lalu. Tidak ada korban jiwa akibat banjir itu. (MDN/WER/ICH)



Post Date : 24 April 2010