Banjir Seleher, Korban Nekat Bertahan

Sumber:Indopos - 01 Januari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
GRESIK - Banjir akibat luapan Bengawan Solo memorak-porandakan kehidupan warga. Ribuan penduduk di tiga kecamatan terisolasi setelah desa mereka dikepung air. Sebagian menolak dievakuasi dan memilih bertahan untuk menjaga harta benda.

Kondisi terburuk menimpa Kecamatan Dukun. Di antara 26 desa di wilayah tersebut, hanya dua desa yang tidak tenggelam. Yang lain sudah terkepung air. Desa terparah terkena banjir ialah Desa Baron. Desa itu kini terendam air setinggi 1 sampai 2 meter. Sekitar 350 kepala keluarga (KK) terisolasi.

Namun, mereka menolak meninggalkan rumah masing-masing karena ingin menjaga rumah. Mereka bertahan dengan berbagai cara. Ada yang mendirikan kemah di atap. Sebagian membuat rakit untuk bertahan di sekitar rumah. Jika malam, mereka naik ke atap. Padahal, sebagian besar di antara mereka berusia lanjut dan anak-anak.

Kades Baron Nurul Yatim mengatakan, warganya nekat bertahan karena masih punya persediaan bahan makanan. Mereka khawatir kalau rumah ditinggal, barang berharga hilang. "Tapi, sebagian warga yang sakit sudah kami evakuasi. Ada 50-an warga yang kami ungsikan ke sisi selatan sungai di perbatasan dengan Kabupaten Lamongan," kata Nurul.

Desa Baron, kata dia, merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Dukun yang terletak di sisi selatan Bengawan Solo. Sekitar 1970-an, wilayah itu sebenarnya terletak di utara aliran Bengawan Solo. Tetapi, setelah alur sungai diluruskan (disudet) di bagian utara, Desa Baron jadi terletak di sisi selatan Bengawan Solo.

Di Desa Morobakung, Kecamatan Manyar, sekitar 50 KK juga terisolasi. Seperti di Kecamatan Dukun, sebagian besar warga juga menolak dievakuasi. Mereka memilih bertahan sambil menunggu bantuan datang.

Meski demikian, tiga warga berusia lanjut kemarin dievakuasi dari rumah masing-masing. Mereka adalah Muntholib, 87, Harijono, 55, dan Rohimah, 65. Semuanya warga RT 3 RW 1 Desa Morobakung. Mereka sempat bertahan dua hari meski air sudah setinggi atap rumah. "Saya tidak kuat. Badan rasanya sakit semua," tutur Harijono saat diangkut dengan perahu.

Proses evakuasi dilakukan dengan memutar sekitar 15 kilometer melalui Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Sebab, jalur terdekat yang berjarak sekitar 3 kilometer, yaitu Desa Sembayat, Kecamatan Bungah, harus melewati utara dam Bengawan Solo yang dianggap berbahaya.

Kemarin (31/12) Bupati Gresik Robbach Masum memberikan bantuan. Robbach membantu 45 dus mi instan sekitar pukul 11.00. "Begitu bantuan datang, langsung saya distribusikan ke warga," kata Kepala Desa Morobakung Kasmuin.

Didampingi Sekda Husnul Khuluq mengelilingi Desa Baron, Robbach menggunakan perahu karet yang diawaki petugas TNI Kodim 0817. Dandim Letkol (inf) Agus Winarna juga turun langsung mengoordinasikan upaya evakuasi warga Desa Baron ke tempat yang lebih aman.

Sekitar pukul 14.00, rombongan DPD Partai Golkar dipimpin Sambari Halim Radianto juga membantu warga yang terisolasi. Ada 100 paket sembako berisi gula, minyak, beras, dan mi instan. Sambari juga menyewa tiga perahu untuk mencapai lokasi. (wko/yad/roz)



Post Date : 01 Januari 2008