|
PALANGKARAYA (Media): Kegiatan belajar mengajar sejumlah sekolah di tiga kabupaten di Kalimantan Tengah (Kalteng) diliburkan akibat gedung sekolah terendam banjir. Tiga kabupaten itu, yakni Barito Utara, Murung Raya, dan Lamandau. Sejumlah sekolah yang terendam banjir sebagian besar berada di pinggiran daerah aliran sungai (DAS) Barito dan Arut yang meluap akibat diguyur hujan terus-menerus. Di DAS Barito, sejumlah sekolah yang terendam banjir tersebar di wilayah Kecamatan Lahei, Teweh Tengah, Montallat, dan Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara. Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara Masdulhaq mengakui beberapa sekolah meliburkan muridnya karena gedung sekolah terendam banjir yang melanda daerah ini. Diakuinya gedung sekolah yang terendam banjir sebenarnya banyak, namun ybaru sekolah menengah pertama (SMP) 3 Kelurahan Jambu dan SMP Desa Lemo, Kecamatan Teweh Tengah yang melapor. "Kita beri toleransi terhadap sekolah yang libur akibat banjir dan itu juga merupakan kewenangan pihak sekolah," katanya seperti dikutip Antara, kemarin. Staf Humas Pemerintah Kabupaten Barito Utara Mukson mengatakan ketinggian air di wilayah ini mencapai 50 sentimeter. Sejumlah sekolah di Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya juga diliburkan akibat gedung sekolah terendam banjir yang mencapai ketinggian satu sampai dua meter. Gedung sekolah itu di antaranya SD Puruk Cahu Seberang I, SD Puruk cahu Seberang II, SD Danau Usung, dan SMP Puruk cahu Seberang. Sekolah-sekolah itu juga berada di pingiran DAS Barito. "Anak saya yang bersekolah di SD Puruk Cahu Seberang I ikut diliburkan, karena tidak mungkin dilaksanakan proses belajar akibat ketinggian air mencapai satu meter," ujar Gajali Rahman, 34, warga Desa Laung Tuhup, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya. Bila banjir belum surut, lanjutnya, kemungkinan ulangan semester yang dilaksanakan pada pekan depan dilakukan di sekolah lain yang tidak terkena banjir. Di Kabupaten Murung Raya, banjir juga merendam permukiman penduduk seperti di Kecamatan Permata Intan dan Sumber Barito. Gedung sekolah di Kota Naga Bulik yang berada di pinggiran DAS Arut juga terendam banjir dengan ketinggian air satu sampai dua meter. Kegiatan belajar di SDN 2 dan SMP I Kujan yang berada di Kota Naga Bulik, Kabupaten Lamandau terpaksa diliburkan. Terendam Dari Yogyakarta, ratusan rumah penduduk dan ratusan hektare sawah di Kecamatan Pengasih dan Temon, Kabupaten Kulonprogo,Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dinihari kemarin tergenang air dengan ketinggian sekitar satu meter akibat meluapnya sejumlah sungai di wilayah tersebut. Sejumlah sungai di Kecamatan Pengasih dan Temon meluap setelah hujan deras turun sejak pukul 02.00 WIB. Air menggenang dan masuk ke rumah penduduk, bahkan pasar tradisional Siluwok, Kecamatan Pengasih, juga terendam air. Menurut Suhardi, 45, penduduk Tawangsari, sungai meluap karena tanggul sungai Nagung jebol. Di Kabupaten Bantul, puluhan rumah di Dusun Kedungbule, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul serta SMA Negeri 1 Srandakan dan lima rumah dinas milik Kepolisian Resor setempat terendam air setinggi satu sampai dua meter. Genangan air terjadi akibat aliran air dari anak sungai Progo tersumbat setelah tiang kayu pembangunan untuk pengecoran jembatan menuju dusun Kedungbule roboh dan menyumbat anak sungai tersebut. Para siswa SMA Negeri 1 Srandakan terpaksa diliburkan karena ruang kelas tidak bisa digunakan untuk belajar. Sebagian penduduk bertahan, namun sebagian lagi mengungsi ke rumah saudara mereka. Sementara itu, dampak meluapnya sungai-sungai yang bermuara di Segera Anakan Cilacap, Jawa Tengah, sampah menumpuk sepanjang dua kilometer (km) mulai dari Desa Klaces, Kampung Laut hingga Majingklak (perbatasan Cilacap dengan Ciamis, Jawa Barat). Hingga kemarin, timbunan sampah mengganggu alur pelayaran nelayan Kampung Laut. Mereka terpaksa berkali-kali mematikan mesin perahu untuk membersihkan sampah-sampah yang menempel di mesin. (SS/LD/N-2) Post Date : 01 Desember 2005 |