Banjir Sapu Industri Logam Nagara

Sumber:Media Indonesia - 20 April 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
JAKARTA (Media): Bencana banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kalimantan Selatan sejak tiga pekan silam, berimbas lumpuhnya industri kerajinan logam dan gerabah nagara. Banjir besar yang melanda tiga kecamatan di Hulu Sungai Selatan ini, merendam puluhan ribu rumah warga dengan kedalaman hingga satu meter.

Bupati Hulu Sungai Selatan Muhammad Sapii', Selasa (19/4), mengatakan, wilayahnya merupakan daerah yang berada di dataran rendah, dan menjadi tempat pertemuan aliran Sungai Tabalong, Nagara, dan Balangan. "Karena berada pada posisi rendah, membuat Hulu Sungai Selatan menjadi daerah terparah dilanda banjir," katanya.

Banjir yang terjadi sejak awal April 2005 lalu, ini nyaris menenggelamkan puluhan ribu rumah warga di tiga kecamatan yaitu Kelumpang, Daha Utara, dan Daha Selatan. Tiga daerah banjir ini, merupakan daerah yang dilalui sungai besar Nagara.

Tercatat kurang lebih 11.000 rumah warga di tiga kecamatan tersebut, hingga kini masih terendam dan diperkirakan akan memakan waktu lama. Namun karena alasan keterbatasan dana dan stok tanggap darurat, pemkab setempat baru bisa menyalurkan bantuan berupa beras, lauk-pauk, dan sandang kepada 2.200 keluarga miskin.

Lumpuh

Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga berimbas pada lumpuhnya industri rumah tangga kerajinan logam dan gerabah di Nagara. Kecamatan Daha Utara dan Daha Selatan (Nagara) merupakan sentra industri kerajinan logam dan gerabah termasyhur di Kalsel dan Tanah Air.

Di dua kecamatan ini, ribuan keluarga mempunyai mata pencaharian utama sebagai perajin logam dan gerabah. Hasil kerajinan logam dari para pandai besi, berupa peralatan rumah tangga, mulai sendok, piring, pisau, golok, baling-baling kapal, hingga alat pertanian lainnya.

Kerajinan logam yang dihasilkan, umumnya berbahan baku besi, alumunium, dan tembaga. Para perajin juga mempunyai keterampilan dapat meniru berbagai bentuk kerajinan sesuai pesanan, bahkan dulunya Nagara identik dengan sentra pembuatan senjata.

"Sebagian besar dari mereka tidak bisa lagi bekerja dan mereka juga kesulitan transportasi untuk memasarkan hasil kerajinannya," katanya.

Selain melumpuhkan industri kerajinan rumah tangga logam dan gerabah, banjir juga merusak puluhan hektare tambak ikan air tawar warga dan ratusan hektare padi yang terancam puso.

Banjir juga melanda Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, kemarin. Banjir tersebut membuat panik ratusan keluarga karena khawatir terjadi banjir bandang.

Akibat hujan terus-menerus, sekitar 50 rumah penduduk di Dusun Kihiang Kerep, Desa Cilimusari, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan terancam longsor. Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kuningan Rijaludin, saat melakukan peninjauan ke lokasi, berharap Pemkab Kuningan segera merelokasi 50 keluarga yang rumahnya sudah terancam longsor tersebut.

Sementara itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), mengingatkan akan terjadi angin kencang pada pergantian musim dari penghujan menuju kemarau.

Kepala Stasiun Meteorologi klas I BMG Cilacap Budi Anggono menyatakan, angin kencang perlu diwaspadai pada bulan April. Kecepatannya bisa mencapai 45 km/jam. "Selain angin kencang, juga terjadi hujan deras secara mendadak tetapi waktunya singkat. Kita mengharapkan supaya masyarakat waspada terhadap terjadinya fenomena ini dalam masa pancaroba," jelas Budi, kemarin.

Cuaca yang tidak menentu juga telah mengakibatkan sedikitnya 100 Ha lahan tanaman bawang merah di Kabupaten Bantul gagal panen alias puso karena serangan hama jamur. Para petani diperkirakan akan mengalami kerugian sampai ratusan juta rupiah.

"Dalam dua minggu terakhir, pagi hari cuaca cerah tetapi siang hari tiba-tiba mendung dan turun hujan. Kondisi udara sangat lembab, panas sehingga jamur tumbuh subur," tutur Suryadi, 40, kemarin.

Hujan di siang hari, lanjut Suryadi, semakin menambah parah kondisi tanaman. Lapisan lahan paling atas dingin karena tersiram air hujan. Tetapi lima cm lapisan tanah di bawahnya panas karena matahari pagi sudah terserap. Akibatnya, akar tanaman bawang tidak kuat dan banyak yang membusuk.

Suryadi menambahkan, setelah akar tanaman membusuk jamur langsung tumbuh subur. Dalam hitungan hari daun bawang langsung menguning dan layu. Tidak kurang dari lima hari, tanaman mati dan membusuk berwarna putih karena dipenuhi jamur. (DY/AS/UL/LD/Az/S-2)

Post Date : 20 April 2005