|
GIANYAR - Hujan lebat disertai angin kencang menyapu Bali secara keseluruhan. Gianyar paling parah. Akibat hujan tak henti sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari kemarin, 10 ekor sapi hanyut dan dua jembatan putus. Di kawasan Pantai Siut dilaporkan lima ekor sapi hanyut. Di wilayah Pantai Cucukan empat ekor sapi hanyut dan di Pantai Rangkan, Ketewel, Sukawati satu ekor sapi terseret aliran tukad Wos. Terjangan banjir juga menghancurkan dapur dan kamar mandi milik Jero Mangku Astawa, 60, warga Banjar Laud, Blahbatuh. Saking dahsyatnya banjir, dua jembatan tak kuat menahan air. Keduanya abruk dan putus. Kedua jembatan tersebut berlokasi di wilayah Sawagunung dan wilayah Paneca, Desa Melinggih Kelod, Payangan. Banjir juga mengamuk di wilayah Mas, Ubud. Garase mobil milik Wayan Sabar, warga setempat jebol di aliran sungai. Apesnya, sebuah mobil DK 9190 LA ikut terseret aliran sungai Wesan. Hingga sore kemarin, petugas derek terus berupaya mengangkat mobil warna putih itu. Pemandangan tidak jauh beda terjadi di perbatasan Lembeng dan Sasih, Batubulan, Sukawati. Sebuah garase mobil milik PT Tusanta jebol di bagian timur yang berhubungan dengan aliran Sungai Kanakan, Lembeng. Panjang longsor mencapai 30 meter dengan ketinggian kurang lebih 12 meter. Longsor juga berlangsung di wilayah Tegenungan. Akses jalan Blahbatuh-Sukawati terhalang. Longsor juga terjadi di perbatasan Tampaksiring dan wilayah Keliki yang menghubungkan Payangan-Tegallalang. Di beberapa lokasi lainnya, hujan dan angin kencang menyebabkan puluhan pohon kelapa bertumbangan. Sebuah pohon beringin di wilayah Sawagunung, Pejeng, tumbang. Angin ngelinus (kencang) juga mengamuk di Pura Dalem Kengetan, Ubud. Sebuah bale bengong diterbangkan angin hingga ke jalan. Di wilayah Rangkan, Ketewel juga terjadi banjir lumpur. Ratusan warga pagi kemarin membersihkan jalan menuju Pura Segara Rangkan. Genangan lumpur mencapai ketebalan kurang lebih 10 sentimeter. Luapan lumpur dan air juga menyebabkan lahan pertanian warga di Rangkan gagal panen. Tanaman cabe dan kacang hanyut. "Hektaran petani di sini gagal panen setelah lahannya tergerus banjir," kata Wayan Reju, penyarikan Banjar Rangkan kepada koran ini. Reju mengaku bersyukur karena pemukiman warga Rangkan tidak sampai terkena bencana. Sebagai warga dia berharap jalan menuju Pura Segara yang rusak segera diperbaiki. Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) bersama pejabat berkompeten lainnya kemarin melihat satu per satu kawasan longsor. Di Cucukan, bupati melihat areal pertanian yang tergerus air seluas 25 are. Lantas berapa kerugian akibat bencana tersebut? Kadis Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Gianyar Ida Bagus Kesawa yang dikonfirmasi koran ini kemarin mengaku belum melakukan pengecekan total jumlah pohon yang tumbang saat bencana berlangsung. "Kita masih melakukan pembersihan di beberapa lokasi. Kita belum mengetahui angka pastinya," kata Kesawa yang memantau stafnya membersihkan tumbangan mulai Sabtu malam. Kadis Pekerjaan Umum (PU) Gianyar Nuadi belum bisa dikonfirmasi terkait kejadian tersebut. Ponselnya saat dihubungi tidak aktif. Dari penafsiran di lapangan, kerugian akibat kejadian tersebut mencapai miliaran rupiah. Kerusakan beberapa infrastruktur jalan diharapkan segera diperbaiki pemerintah agar tidak mengganggu lalulintas warga.(sur) Post Date : 12 Januari 2009 |