Banjir Samarinda Semakin Meluas

Sumber:Republika - 21 April 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SAMARINDA -- Banjir di Samarinda meluas, yang sebelumnya hanya merendam wilayah Kecamatan Samarinda Utara kini menyebar ke Kecamatan Samarinda Ilir dan Samarinda Hulu. Banjir terjadi akibat hujan deras secara terus-menerus dalam beberapa hari terakhir.

Namun, berbeda dengan peristiwa banjir pada akhir 2008 dan awal 2009, sampai kini belum terlihat adanya tenda posko, baik yang didirikan oleh pihak pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, instansi, maupun partai politik. Pada saat itu, mereka seperti berlomba-lomba mendirikan posko penanganan banjir dengan memberikan bantuan bahan kebutuhan pokok, nasi bungkus, serta obat-obatan.

"Bahkan, dahulu tidak hanya gampar partai yang dipasang, gambar caleg juga bermunculan. Ironisnya, kini tidak ada satu pun partai politik membuat posko," kata Ali, warga Jalan Pemuda, Samarinda, Senin (20/4).  Meluasnya banjir tersebut terlihat di Jl Dr Soetomo, tepatnya sekitar depan Pasar Segiri, Samarinda. Kawasan itu yang sebelumnya masih bisa dilalui kendaraan roda empat kini tidak bisa lagi dilalui karena ketinggian banjir hampir mencapai satu meter.

Beberapa kendaraan roda empat yang mencoba melalui jalan tersebut akhirnya mogok. Kondisi itu menyebabkan jalan satu arah dimanfaatkan warga untuk dua jalur karena genangan air pada jalur yang dekat Sungai Karang Mumus itu sudah cukup dalam.

Akibat banjir, sekitar 35 ribu hingga 40 ribu jiwa kini menderita karena rumahnya terendam air antara 30 cm sampai dengan satu meter. Namun, selain akibat hujan deras yang terus turun dalam beberapa hari terakhir, banjir kali ini juga terjadi akibat meluapnya Waduk Menanga, Lempake, yang berada sekitar 20 km dari pusat kota di Samarinda. Dan, banjir semakin parah karena arus air di Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam pada saat yang bersamaan terhambat akibat naiknya air pasang.

Pelatihan bencana

Sementara itu, sebanyak 30 warga dari wilayah rawan banjir di Kabupaten Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro, Jawa Timur, kini sudah dilatih menjadi relawan dalam penanganan bencana.

Kegiatan pelatihan itu baru berakhir pada Ahad (19/4) dan dipusatkan di Desa Centini, Kecamatan Laren, Lamongan, yang merupakan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Dalam kegiatan ini, para relawan mendapat pembekalan mengenai penanganan bencana banjir, seperti cara evakuasi, tali-temali, penggunaan perahu, dan pengelolaan dapur umum.

Pada saat yang sama, dilakukan juga pelayanan pengobatan gratis bagi warga sejumlah desa di Kecamatan Laren, yang beberapa waktu lalu menjadi korban banjir akibat luapan Bengawan Solo. Selain warga Centini, Kecamatan Laren, relawan yang dilatih juga berasal dari Desa Tegalsari, Tuban, dan Desa Kanor, Bojonegoro. Ketiga wilayah ini merupakan langganan banjir saat air Bengawan Solo meluap.

Kepala Desa Centini, Saerozi, mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan kegiatan pertama setelah terjadinya banjir beberapa waktu lalu. "Pelatihan semacam ini memberi banyak manfaat bagi warga. Karena, setiap tahun, wilayah ini selalu dilanda banjir," katanya.  ant



Post Date : 21 April 2009