Banjir, Rutinitas yang Melelahkan...

Sumber:Kompas - 06 Februari 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Banjir di Kota Palembang sudah seperti rutinitas tahunan bagi sebagian warga di kota yang dilintasi ratusan sungai dan anak sungainya itu. Setiap hujan deras mengguyur kota itu sedikitnya dua jam, warga, khususnya di daerah bantaran sungai, harus bersiap-siap Air sungai kemungkinan besar akan meluap, menggenangi pekarangan, bahkan masuk ke rumah!

Warga harus terus waspada, dan melihat kondisi sekeliling. Jika air di sekitar rumah mulai merayap naik, itu pertanda mereka harus segera menyelamatkan diri dan keluarga, syukur-syukur masih bisa menyelamatkan beberapa barang berharga.

Mereka yang tinggal di rumah dengan dua lantai, seringkali mengangkuti barang-barang ke lantai dua rumah. Sedangkan, warga yang tinggal di bedeng satu lantai, hanya bisa pasrah menanti keadaan, dan berharap semoga banjir tidak kembali merusak barang-barang di rumah mereka.

Tuti (35), warga RT 15 RW 04, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Kemuning, menuturkan, banjir adalah musibah rutin yang terpaksa dihadapi setiap tahun. Saat air sungai mulai meluap, keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Bendung itu sudah harus bersiaga kebanjiran.

Mereka mengangkuti kursi dan tempat tidur ke atas meja, dengan harapan tidak kena air. Tetapi, kalau banjir lebih dari setengah meter, barang tetap tak terselamatkan. Tuti dan suaminya pun berjaga sampai banjir surut. 6 Januari lalu, misalnya, rumah itu kebanjiran sampai setengah meter.

"Kalau banjir terjadi malam hari, ya terpaksa tidak tidur sampai banjir surut. Kadang banjir baru surut sore hari berikutnya. Banjir sungguh melelahkan, tapi bagaimana lagi, setiap tahun selalu begini," tutur Tuti.

Sungai Bendung yang dikepung permukiman padat warga, cepat meluap saat hujan deras turun. Luapannya membawa sampah-sampah plastik yang kemudian berserakan di pinggiran sungai. Dalam kondisi normal, sungai berarus cukup deras itu seringkali menghanyutkan sampah-sampah buangan warga di sekitarnya.

"Di dasar sungai ini banyak sampah plastik mengendap. Tetapi, warga di sekitar sini sudah terbiasa buang sampah di sungai, akibatnya pendangkalan sungai terus berlangsung," tutur Kartini (48), warga RT 18 RW 05.

Di sepanjang sungai itu, jarak rumah dengan pinggiran sungai kurang dari satu meter. Warga mengaku sulit untuk pindah, karena sebagian sudah puluhan tahun tinggal di tempat itu.

Pengamat Perkotaan Ir Ari Siswanto MCRP, mengatakan, pendangakalan sungai menjadi salah satu pemicu luapan air sungai. Penanganan banjir memerlukan peran semua pihak.

"Masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai, guna mengurangi pendangkalan sungai," katanya.(lkt)



Post Date : 06 Februari 2007