Banjir Rutin Kembali Melanda

Sumber:Kompas - 20 September 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Medan, Kompas - Banjir rutin yang biasa melanda beberapa kawasan di Medan kembali terjadi pada Rabu (19/9) dini hari. Banjir akibat luapan Sungai Deli itu paling tidak telah merendam ratusan rumah di enam kelurahan, sementara kuantitas banjir dari tahun ke tahun semakin sering terjadi.

"Air mulai masuk pukul 11.30 (Selasa 18/9) setinggi tungkai kaki, lambat laun air terus meninggi. Ketinggian puncak terjadi pukul 04.00 (Rabu 19/9) setinggi 180 cm di rumah saya. Ada yang sampai dua meter di rumah tetangga, tergantung letak rumahnya," kata warga Gang Merdeka Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimon, Ahmad Umar (60), di rumahnya, kemarin.

Ahmad mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir terbesar dari empat kali banjir dalam seminggu ini. Hujan deras di hulu Sungai Deli di Kabupaten Karo mengakibatkan banjir di kawasan DAS Deli. "Ini sudah pasti. Jika di atas (Karo) hujan deras, kami pasti kebanjiran. Sekarang semakin sering terjadi daripada tahun- tahun sebelumnya," katanya.

Kendati banjir menenggelamkan sebagian besar rumahnya, Ahmad tidak mengungsi. Dia sudah mendirikan loteng di dalam rumahnya yang sederhana untuk menyelamatkan diri. Di rumahnya yang terbuat dari papan itu terdapat tiga loteng.

Hal serupa juga dilakukan warga lain di sekitar rumahnya yang terletak di dataran rendah. Sebagian permukiman di Gang Merdeka berdekatan dengan bibir DAS Deli, sementara di bagian timur permukiman terdapat pertokoan tinggi. "Bangunan itu yang membuat banjir menjadi semakin parah di tempat kami," kata Ahmad.

Ahmad menceritakan, pada era 1970-an banjir di kawasan itu hanya terjadi dua kali dalam setahun. "Sekarang bisa terjadi 16 sampai 20 kali dalam satu tahun," katanya.

Akibat banjir, enam kelurahan di Kecamatan Medan Maimon terendam air. Kelurahan itu antara lain Sei Mati, Hamdan, Aur, Jati, Kampung Baru, dan Sukaraja. Di antara enam kelurahan itu, yang paling parah adalah Sei Mati dengan ketinggian air mencapai dua meter.

Lurah Sei Mati Ahmadin mengatakan, 525 keluarga terendam. "Kami selalu mengingatkan kembali agar siap menghadapi banjir meskipun mereka mempunyai cara sendiri untuk menghadapinya," katanya.

Humas Pemerintah Kota Medan, Arlan Nasution mengatakan, banjir itu susah diatasi karena sudah terjadi puluhan tahun silam. "Kami hanya bisa antisipasi terhadap korban," katanya. (NDY)



Post Date : 20 September 2007