Banjir Rusak Rumah

Sumber:Kompas - 28 November 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

MADIUN, KOMPAS - Air Sungai Bribis meluap dan merendam permukiman warga di empat rukun tetangga di RW 1, Dusun Jetak, Desa Dempelan, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (26/11) malam. Derasnya air sungai mengakibatkan tiga rumah warga rusak.

Menurut warga, air sungai meluap sekitar pukul 19.00, Kamis, setelah hujan deras selama dua jam. Air setinggi satu meter merendam rumah warga di RT 2, 3, 4, dan 5 di RW 1. Tiga rumah, masing-masing milik Landep, Diah, dan Tiwi, rusak.

Atap rumah Landep di bagian depan runtuh diterjang banjir. Adapun separuh dinding belakang rumah Diah dan Tiwi runtuh. ”Selain itu, 30 ayam dan 3 kambing saya terbawa banjir,” kata Tiwi.

Warga tidak menduga Sungai Bribis akan meluap. Wilayah itu belum pernah dilanda banjir saat musim hujan. Karena itu, saat kejadian, sebagian warga panik, apalagi arus air sungai sangat deras. Mereka tidak tahu akan lari ke mana karena jalan-jalan di permukiman terendam air setinggi satu meter.

”Akhirnya saya pasrah, saya pindahkan semua barang ke tempat yang lebih tinggi. Kambing saya keluarkan dari kandang dan masukkan ke rumah,” kata Lasmin, salah satu warga.

Kepala Dusun Jetak Saimun juga menyatakan, banjir baru kali ini terjadi di wilayahnya. Penyebabnya adalah sampah kayu dari hutan di lereng Gunung Wilis yang menjadi hulu Sungai Bribis. Sampah berupa ranting-ranting kayu serta akar kayu jati sisa tebangan menghambat aliran air di sungai.

Pada Kamis malam, warga bergotong royong membersihkan sampah kayu. Sekitar pukul 23.00, setelah sampah kayu diangkat, banjir di Dempelan berangsur-angsur surut.

Pada Jumat pagi, banjir sudah tidak ada lagi. Yang tersisa hanya tumpukan sampah kayu dan lumpur di pinggir sungai. Warga terlihat sibuk membersihkan rumah mereka.

Antisipasi

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Tuban, dan Gresik melakukan antisipasi bencana banjir. Di Gresik, boezem di Trate dinormalkan kembali. Drainase dan gorong- gorong di Jalan Kartini, Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Jalan Arif Rahman Hakim, dan Jalan Tridharma diperbaiki. Kali Lamong dinormalisasi, tanggul di Dukun sudah ditinggikan.

Di Lamongan, sejumlah tanggul Bengawan Solo ditinggikan. Peninggian tanggul di Kecamatan Laren, mulai dari Desa Keduyung hingga Centini, sudah selesai. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan Heru Sanjoto, Kamis, menyatakan, jika sewaktu-waktu ketinggian air Sungai Bengawan Solo naik, warga tidak perlu waswas. Tanggul di Laren sudah lebih aman.

Pengerjaan tanggul di Desa Bogobabatan, Kecamatan Karangbinangun, mencapai 70 persen sebelum puncak musim hujan bulan Desember nanti diperkirakan sudah selesai. Adapun pengerjaan parapet di Kecamatan Babat baru mulai. ”Kami mendesak kontraktor mempercepat pengerjaan sebelum puncak musim hujan,” katanya.

Heru menyatakan, pengerukan sudetan di Desa Pelangwot, Kecamatan Laren, hingga Sedayulawas (Brondong) juga sudah selesai. Sudetan diharapkan bisa mengalirkan air 640-1.000 meter kubik. Bila air Bengawan Solo meluap sudetan, air langsung dibuang ke laut. Sudetan sepanjang 13 kilometer itu yang dikeruk sepanjang 7,9 kilometer, mulai dari Desa Pelangwot hingga Sendangharjo. (APA/ACI)



Post Date : 28 November 2009