Banjir Rusak Ratusan Hektar Lahan Pertanian

Sumber:Kompas - 07 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Tenggarong, Kompas - Luapan Sungai Mahakam merusak 468 hektar lahan pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Banjir setinggi 2 meter, yang menerjang sembilan dari 18 kecamatan di Kutai Kartanegara sejak pertengahan Desember 2008, kini berangsur-angsur surut.

Menurut data Satuan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (6/1), 467 hektar lahan pertanian berada di Kecamatan Kembang Janggut dan 1 hektar di Kecamatan Muara Muntai. Banjir merusak tanaman padi ladang dan pisang warga.

Banjir menerjang rumah 8.927 keluarga (22.798 jiwa) warga Sebulu, Muara Wis, Muara Kaman, Muara Muntai, Kotabangun, Kembang Janggut, dan Kenohan, namun tidak sampai menerjang permukiman warga Tabang dan Tenggarong Seberang. Banjir di Sebulu kini tinggal sekitar 1 meter.

Sekretaris Pelaksana Harian Satlak PB Kutai Kartanegara Darmansyah didampingi anggota staf Herlambang mengatakan, banjir juga surut di Tabang dan Tenggarong Seberang.

Dari Pontianak, Kalimantan Barat, dilaporkan, selain banjir, pada tahun 2008 persoalan kerusakan lingkungan makin memprihatinkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sungai Kapuas makin tercemar, praktik pembalakan liar juga terus berlangsung.

Hasil evaluasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kalbar menunjukkan, kualitas air di Sungai Kapuas tidak memenuhi baku mutu dan keanekaragaman hayati di sungai makin sedikit. Hal itu diungkapkan Kepala Bapedalda Kalbar Tri Budiarto, Selasa.

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Iwan Nursyirwan, Selasa di Jakarta, menyatakan, penanganan banjir di beberapa daerah di Indonesia tidak cukup dengan pembangunan konstruksi. Sebab, bencana banjir dipicu berbagai faktor yang berkaitan seperti kondisi di hulu sungai dan perilaku masyarakat.

Berapa pun besar dana yang dialokasikan pemerintah untuk pembangunan konstruksi takkan memadai bila tidak didukung aksi nonkonstruksi.

”Sebagai contoh, kami menghitung daya tampung drainase suatu sungai untuk jangka waktu tertentu, tetapi bila hulu sungai tidak dijaga, dalam beberapa tahun sungai pun bisa meluap,” kata Iwan. (BRO/WHY/RYO)



Post Date : 07 Januari 2009