Banjir Rusak Bendungan dan Talut

Sumber:Kompas - 09 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Purbalingga, Kompas - Banjir merusak empat bendungan di sejumlah sungai di wilayah Purbalingga. Selain itu, sejumlah tebing dan talut ambrol karena tererosi air sungai yang dari tahun ke tahun makin besar kala banjir.

Kerusakan bendungan dan talut menyebabkan ratusan hektar sawah di tepi sungai selalu terendam saat hujan lebat. Penyebab banjir adalah hutan di daerah hulu sungai yang kian gundul, penambangan pasir di badan sungai, dan alih fungsi lahan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purbalingga Susilo Utomo, Kamis (8/1), mengungkapkan, keempat bendungan rusak itu adalah Bendung Sungai Laban di Kecamatan Karanganyar, Bendung Sijati, Bendung Suro, dan Bendung Tajuk.

Kerusakan itu membuat pintu air bendungan jebol dan aliran sungai menjadi tidak terkendali. Ketika pintu air rusak, alur irigasi ke persawahan di sekitar sungai ikut rusak. Di Desa Banjarkerta, Kecamatan Karanganyar, air sungai menggerus tebing yang di atasnya adalah areal persawahan. Ratusan hektar sawah di desa itu pun sering terendam kala hujan.

"Kerusakan tebing masih akan berlanjut karena volume Sungai Laban saat musim hujan semakin tinggi," kata Kepala Desa Banjarkerta Subeno.

Minimal ada empat sungai yang kondisi tebingnya di sejumlah titik rawan longsor karena tergerus banjir, yakni Bodas, Klawing, Karang, dan Laban. Semua sungai itu berhulu di pegunungan di Purbalingga utara, yakni lereng timur Gunung Slamet dan bagian barat Dataran Tinggi Dieng.

Di sungai Klawing, sepanjang tahun warga mengeruk pasir sehingga ceruk sungai kian dalam dan tebing tergerus karena tidak ada lagi pasir pelindung. Pengerukan pasir turut menyumbang kerusakan pada bendungan sungai di Purbalingga.

Di bagian hulu sungai, banyak tegakan keras di hutan rusak. Alhasil, saat musim hujan, arus sungai di hulu banjir dan menghantam bendungan serta tebing.

Ketua Mahardika Centre Purbalingga Heru Hariyanto mengatakan, 1.126 hektar lahan hutan lindung dan hutan produksi di lereng Gunung Slamet telah beralih fungsi menjadi lahan sayuran.

"Lereng Gunung Slamet seperti kawasan hutan di Kecamatan Karangreja dan Mrebet merupakan daerah tangkapan air Purbalingga," ujarnya. Susilo menambahkan, anggaran perbaikan keempat bendungan Rp 3 miliar diambil dari APBN. (HAN)



Post Date : 09 Januari 2009