SUBANG, (PR).- Banjir yang disebabkan air laut pasang (rob) kembali menerjang Desa Legon Wetan dan Mayangan, Kec. Legon Kulon, Kab. Subang selama dua hari terakhir ini. Akibatnya, sekitar 400 rumah dan 600 hektare tambak milik warga terendam air laut.
"Kami tidak tahu sampai kapan banjir rob akan terus masuk ke permukiman warga," ujar Ny. Mimin (46), warga Dusun Krajan RT 03 RW01, Desa Legon Wetan, yang rumahnya selalu menjadi langganan banjir ketika ditemui, Jumat (6/11).
Menurut dia, genangan air laut pasang kembali masuk ke permukiman warga sejak Kamis pagi (5/11) hingga Jumat siang. Ketinggian air di rumah warga mencapai 50 senti meter sehingga memaksa warga untuk memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
Mimin mengakui banjir rob hampir terjadi setiap hari. Namun, yang menyebabkan rumah warga sampai terendam hanya terjadi beberapa kali dalam sebulan. "Saya kira banjir rob tidak akan besar. Menjelang siang tiba-tiba air laut masuk dari belakang rumah," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Legon Wetan, Otong Duljain, mengatakan ada sekira 200 rumah dan 400 hektare tambak yang terendam banjir kemarin. Sementara nilai kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 200 juta.
"Kerugian itu berasal dari areal tambak yang ikannya hanyut terbawa arus air. Para petani baru saja menebar bibit ikan beberapa hari sebelum rob terjadi," kata Otong.
Menurut dia, banjir rob mencapai 2 kilometer dari bibir pantai. Padahal, biasanya banjir rob hanya mencapai 1 km dari bibir pantai. Akibat terjangan rob tersebut, warga setempat mengaku khawatir jika volume rob terus bertambah. Mengingat, areal yang terendam bukan hanya tambak tetapi juga lahan pertanian atau sawah.
Menurut dia, banjir rob yang melanda Mayangan dan Legon Wetan sebenarnya hanya berlangsung dua puluh menit. Namun, banjir tersebut telah menimbulkan ombak yang tinggi dan imbasnya air laut luber ke permukiman warga dari bibir pantai.
Selain itu, banjir rob telah menenggelamkan tanggul pematang tambak sehingga menghanyutkan ikan peliharaan.
"Genangan air muncul secara tiba-tiba. Saat itu juga warga langsung menyelamatkan diri sambil membawa barang-barang seadanya," ujar dia.
Penahan gelombang
Sementara itu, Kades Mayangan Kusnaefi mengatakan, di wilayahnya tercatat ada sekitar 200 rumah dan 120 lahan tambak milik warga yang terendam. Wilayah yang terparah diterjang rob terjadi di daerah Pondok Bali.
Ia menjelaskan, sebenarnya rob itu bisa diatasi sepanjang sarana infrastuktur yang ada memadai. "Sebelumnya di desa kami ada bangunan tanggul penahan gelombang (break water). Namun, saat ini kondisi bangunan tersebut mengalami kerusakan. Akibatnya, air laut bisa masuk ke permukiman warga, apalagi kalau sedang terjadi pasang," katanya.
Agar hal itu tidak terus terjadi, kata Kusnaefi, pemerintah perlu memperbaiki tanggul tersebut dan membangun tanggul baru pada titik-titik tertentu.
Selama ini, menurut sejumlah warga, daerah mereka kerap dilanda banjir rob. Namun, banjir rob yang datang kemarin cukup besar dan datang secara tiba-tiba sehingga warga setempat banyak yang panik. Bahkan, ada beberapa warga yang menyangka akan terjadi tsunami. (A-106)
Post Date : 07 November 2009
|