PALOPO (SI) – Musim penghujan yang melanda wilayah Luwu Raya selama dua bulan terakhir menyebabkan sejumlah wilayah di tiga Kabupaten di Luwu Raya terendam banjir.Ketiga kabupaten tersebut yakni Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur.
Di Kabupaten Luwu,banjir merendam empat desa di Kecamatan Lamasi, yakni Desa Pompengan, Pompengan Utara, Tolemo, dan Siteba, di Kabupaten Luwu Utara. Tiga kecamatan yang terendam yakni enam desa di Kecamatan Baebunta, dan masing masing satu desa di Kecamatan Malangke dan Kecamatan Sabbang. Bahkan, warga empat desa, yakni Desa Beringin Jaya,Lembang-Lembang, Mekar Sari, dan Lawewe, yang dilaporkan masih terisolir terus dievakuasi oleh Satgas Penanggulangan Bencana Lutim,kemarin. Sementara di Luwu Timur satu desa juga dilaporkan terendam banjir yakni Desa Alam Buana, Kecamatan Tomoni Timur.
Kepala Sub Bagian Humas Pemkab Lutim Yulius menuturkan banjir di Desa Alam Buana terjadi sejak Rabu (17/3) lalu, akibat meluapnya sungai Kalaena. Dia merincikan, tercatat sedikitnya 40 rumah dan ratusan areal pertanian milik warga juga ikut terendam banjir. Selain itu, akses jalan yang menghubungkan desa ini dengan desa lainnya,yakni Desa Cendana Hitam, juga ikut tergenang. Ketinggian air di badan jalan bahkan mencapai satu meter. ”Akibatnya, jalan utama ke desa ini tidak bisa dilewati dan harus melalui jalur alternatif lain,” ujar Yulius. Di Kabupaten Luwu Utara, dilaporkan warga empat desa yang terisolir akibat banjir terus diungsikan.
Warga diungsikan dari rumah mereka, karena banjir yang menggenangi pemukiman warga sejak tiga minggu terakhir, belum juga surut dan mulai berdampak pada perekonomian dan kesehatan warga. Salah satu tokoh masyarakat Desa Beringin Jaya Rusli mengatakan selain terserang penyakit, warga juga mulai kekurangan bahan makanan dan tidak bisa berbuat banyak akibat sumber pendapatan warga yang umumnya berprofesi sebagai petani dan pekerja kebun, tidak bisa bekerja akibat areal pertanian dan perkebunan milik mereka yang juga ikut terendam. Hal tersebut,ungkap Rusli,diperparah dengan tidak meratanya bantuan yang disalurkan oleh pemerintah daerah kepada korban banjir.
“Disini, rawan terjadi konflik antar warga korban banjir, akibat penyaluran bantuan dari pemerintah yang tidak merata,” paparnya. Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Lutra Syahruddin yang ditemui kemarin mengatakan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam menyalurkan bantuan kepada warga, namun upaya itu terhambat oleh banyaknya wilayah pemukiman yang terisolir. Dia mengatakan, rencana jangka panjang yang dipikirkan pemerintah saat ini,yakni mengupayakan relokasi pemukiman warga yang tinggal di empat desa tersebut ke lokasi lainnya yang dianggap aman dari rawan banjir.
Sementara di Kabupaten Luwu, dilaporkan warga di empat desa di Kecamatan Lamasi Timur yang menjadi korban banjir saat ini mulai mengeluhkan serangan penyakit. Umumnya warga mengeluhkan menderita sakit seperti diare, penyakit kulit, dan Infeksi Saluran dan pernapasan Akut (ISPA). Warga Desa Pompengan, Kecamatan Lamasi Timur,Abdul Kahar, 26,mengatakan,pihaknya kesulitan melarikan warga ke puskesmas setempat karena kondisi akses jalan yang masih tergenang oleh banjir.“Umumnya warga memilih bertahan di rumah masingmasing dengan memberikan pengobatan seadanya,” ungkapnya. (asdhar)
Post Date : 19 Maret 2010
|