|
SLAWI - Setidaknya lima desa di dua kecamatan Kabupaten Tegal terendam banjir akibat luapan Sungai Cacaban kemarin dinihari. Banjir setinggi 1-1,5 meter merendam ribuan rumah penduduk dan ratusan hektare sawah yang ditanami padi dan bawang merah. Akibatnya, lebih dari 1.000 keluarga terpaksa mengungsi. Kelima desa itu: Desa Sidaharja, Jatimulya, Maribaya, Kemuning, dan Blumbungan, terletak di Kecamatan Suradadi dan Kramat. Banjir terparah terjadi di Desa Sidaharja. Di sana, jumlah rumah yang terendam air lebih dari 600. “Warga mengungsi, termasuk saya bersama keluarga,” ujar Samsudin, 37 tahun, warga RT 4 RW 3 Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, yang ditemui Tempo di lokasi pengungsian kemarin. Mereka mengungsi di Masjid Kampung Sidaharja. Samsudin mengatakan banjir juga merendam sawah miliknya seluas seperempat hektare yang baru ditanami padi. Tanaman bawang merah milik tetangganya, menurut dia, juga terendam, sehingga terancam gagal panen. “Ini dipastikan merugi,” katanya. Camat Suradadi, Kabupaten Tegal, Tri Guntoro memastikan banjir yang terjadi kali ini menyebabkan ribuan rumah milik warga terendam. Hal ini berdasarkan catatan saat memonitor korban banjir di lima desa di wilayah kerjanya. “Di Desa Sidaharja saja ada 600 rumah warga yang terendam, sedangkan di empat desa lainnya, rumah yang terendam sekitar 200,” ujarnya. Tri Guntoro mengatakan pihaknya telah membuka pengungsian di sejumlah tempat ibadah yang aman dari rendaman air. Adapun bantuan yang datang baru dari Palang Merah Indonesia Kabupaten Tegal. PMI menyumbang makanan pendamping berupa mi instan dan roti. Ketua PMI Kabupaten Tegal Bimo Bayuadji menyatakan telah mengerahkan 30 relawan untuk membantu pengungsi. “Selanjutnya kami sedang berkoordinasi untuk membuat dapur umum,” ujar dia.| EDI FAISOL Post Date : 13 Februari 2012 |