|
MUSIBAH banjir yang melanda wilayah Riau daratan terus meluas sejak sepekan terakhir. Awalnya, hanya melanda beberapa kawasan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) akibat meluapnya air Sungai Rokan. Kini, banjir di Riau daratan telah meluas ke delapan kabupaten dan kota akibat meluapnya Sungai Kampar, Indragiri, Batang Kuantan, dan Sungai Siak. Kondisi ini diperkirakan akan bertambah parah hingga awal 2005. Karena curah hujan tercatat cukup tinggi, sementara daya tangkapan air terus mengalami pengurangan. "Curah hujan mulai menurun pada Februari dan kembali meningkat ketika memasuki Maret," kata Yohannes Drajat Bintoro, Analis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Pekanbaru ketika dihubungi Media, kemarin. Menurut Drajat, takaran curah hujan dalam sebulan mencapai lebih dari 300 milimeter. Angka ini meski masih dalam batas normal tapi dapat menimbulkan bencana banjir. Wilayah yang tergolong rawan banjir dalam tiga bulan mendatang adalah kawasan perbatasan Riau - Sumatra Barat, yang berada di wilayah Kabupaten Kampar, dan Kuansing. Selain itu, beberapa kawasan di Kabupaten Rokan Hulu, dan Rokan Hilir diperkirakan hingga Maret akan dilanda banjir bandang. Karena curah hujan di wilayah ini bisa saja dalam waktu singkat mencapai angka tertinggi. "Tingkat topografi wilayah juga memengaruhi seberapa besar parahnya luapan air sungai yang menimbulkan banjir," ujarnya. Drajat memperkirakan curah hujan sejak November 2004 hingga Maret 2005 mendatang adalah 15 kali dalam sebulan. Menurut dia, sebenarnya kondisi ini terjadi setiap tahun. Pada 2003, tingkat curah hujan serupa juga dialami wilayah Riau, khususnya di akhir September sampai Desember. "Banjir bukan saja disebabkan tingginya curah hujan, namun juga berkurangnya daerah tangkapan air. Hutan di beberapa kabupaten di Riau kan sudah gundul," kata Drajat. Amat resah Gubernur Riau, Rusli Zainal amat resah dengan musibah yang beruntun melanda wilayahnya. Rusli meminta seluruh kepala daerah di kabupaten dan kota melakukan langkah pemetaan soal banjir yang melanda setiap wilayah. Dengan pemetaan tersebut, dapat dideteksi mana wilayah yang paling parah dari musibah hingga tidak jatuh korban jiwa. "Untuk jangka pendek saya minta seluruh bupati dan wali kota segera membangun Satkorlak dan posko penanggulangan banjir hingga ke desa-desa," tegasnya di ruang VIP Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, kemarin. Sementara untuk jangka panjang, Rusli menjanjikan akan melakukan relokasi terhadap pemukiman yang rentan dilanda banjir, terutama perumahan yang berada di pinggiran sungai. Langkah yang telah diambil, saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah menginventarisasi lahan pengganti untuk program relokasi. Rusli langsung melakukan peninjauan ke seluruh lokasi banjir melalui udara (helikopter), kemarin. Dari kunjungan tersebut, Rusli melakukan sidak di sejumlah posko dan tenda-tenda yang didirikan bagi korban banjir yang mengungsi. Di setiap posko, Gubernur memberikan bantuan obat-obatan serta mi instan dan makanan lain yang dibutuhkan. "Kita berharap masyarakat yang menetap di lokasi banjir segera mengungsi ke wilayah yang jauh dari banjir. Jangan nekat, karena bisa saja suatu waktu sungai meluap dengan air yang deras dan menghantam pemukiman yang berada di pinggir sungai," kata Rusli. Separuh wilayah Riau masih dilanda banjir hingga kemarin. Delapan kabupaten dan kota tergenang air dengan ketinggian rata-rata satu hingga ketinggian 2,5 meter dari permukaan sungai. Kegiatan belajar mengajar di 20 sekolah yang tersebar di Kampar, diliburkan karena sarana pendidikan itu digenangi air. Pihak sekolah terpaksa meliburkan ratusan siswa dan guru sejak Senin (13/12), seperti 11 sekolah di Kecamatan Tambang. Dua sekolah di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu juga mengalami nasib serupa, yakni Sekolah Dasar (SD) 001 dan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Nurul Iman. "Selama sekolah libur, kami memberikan siswa tugas untuk dikerjakan di rumah. Akibat banjir, para guru tidak bisa masuk kelas," kata Kepala SD 001 Desa Buluh Cina Iskandar. Ketinggian air yang menggenangi Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu terus merambat naik. Hingga kini, air sudah mencapai dua meter, sehingga ruas jalan satu-satunya akses keluar dari Desa Buluh Cina, sepanjang 1 kilometer lebih terputus total. Sebanyak 400 keluarga di wilayah itu kini terancam terisolasi dari desa lainnya. Mereka terpaksa menggunakan sampan jika ingin keluar dari desa Buluh Cina. Itu pun dilakukan pada saat aliran air tidak begitu deras. Fitra Asrirama/Tony Hidayat Dalsyah/N-1 Post Date : 15 Desember 2004 |