LAHAT (SI) – Hujan deras yang turun sejak sore hingga malam hari,Rabu (2/12),mengakibatkan banjir di sejumlah kawasan di Kecamatan Kota Lahat.
Bahkan, aktivitas belajar-mengajar di SMK dan SMA PGRI 1 terhenti karena ketinggian air mencapai 1,7 meter.Sepanjang 40 meter pagar SMK PGRI I roboh dan 10 ruangan kelas terendam banjir.Seluruh meja dan kursi turut mengapung. Bahkan, ratusan buku dan sejumlah arsip yang tersimpan di sekolah tak sempat terselamatkan. Sementara, 8 dari 12 ruangan kelas SMA PGRI I,yang masih berada di satu kawasan, juga terendam banjir hingga ketinggian sekitar 1 meter.Sepanjang 10 meter pagar lapangan basket ambruk akibat di terjang derasnya arus air.
Menurut penjaga SMK PGRI Surono, 67, genangan air mulai terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, Rabu (2/12). Curah hujan yang tidak berhenti membuat debit air semakin tinggi, sementara drainase di sekitar tak mampu menampung tumpahan air hujan. Akibatnya, dalam beberapa saat, air telah merendam seluruh kawasan sekolah dan merusak fasilitas yang ada. Melihat kondisi tersebut, Surono tak bisa berbuat banyak.Pasalnya, derasnya air dan tingginya curah hujan membuatnya tak bisa keluar dari rumah panggungnya untuk menghubungi pihak sekolah. Karena itu,peristiwa ini baru dia laporkan sekitar pukul 07.00 WIB keesokan harinya (kemarin).
“Sebenarnya, malam itu saya mau melapor dengan guru atau kepala sekolah, tapi banjir tinggi dan hujan tak kunjung reda. Sementara, rumah saya sendiri juga hampir terendam,” ujar Surono saat memberikan keterangannya kepada wartawan kemarin. Kepala SMA PGRI Syamsul Hadi mengakui, SMK dan SMA PGRI I berada di kawasan rawan banjir.Kondisi tersebut semakin diperparah dengan kondisi sistem drainase yang tidak mendukung. Dalam beberapa bulan terakhir ini, kawasan sekolah sudah dua kali terendam banjir.
Akibatnya, aktivitas belajar-mengajar menjadi terganggu. Pihaknya terpaksa harus melibatkan seluruh siswa, guru, dan sejumlah pegawai sekolah untuk bergotong royong membersihkan lumpur dan sisa banjir lainnya. “Hari ini aktivitas belajar menjadi terganggu.Namun,jika semua sudah beres, akan kami usahakan agar siswa tetap bisa belajar.Beberapa barang lain yang masih bisa di pakai akan kami jemur. Namun, sejumlah arsip dan buku sudah rusak parah dan sulit dipergunakan kembali,”bebernya kemarin.
Syamsul berharap kondisi ini dapat menjadi perhatian pemerintah, khususnya untuk bantuan perbaikan pagar sekolah dan beberapa fasilitas yang rusak lainnya. Selain itu,pihaknya berharap pemerintah melalui instansi teknis memperhatikan sistem drainase di sekitar sekolah untuk meminimalisasi banjir. Hingga kini pihak sekolah belum dapat menaksir jumlah kerugian yang ditimbulkan banjir. “Kami harap pemerintah dapat segera membantu pihak sekolah akibat banjir ini,”harap Syamsul. Sementara itu,banjir juga terpantau di sejumlah wilayah kota Lahat lainnya, di antaranya kawasan bedeng PJKA, Kavling,Talang Berangin,Kelurahan Bandar Jaya,Gunung Gajah.
Rata-rata ketinggian air mencapai antara selutut orang dewasa hingga 1 meter. “Saya sudah mulai khawatir karena di kawasan rumah saya,ketinggian air sudah mencapai 1 meter. Jika hujan tidak berhenti, kompleks dekat rumah saya bisa habis terendam,” papar salah satu warga Kaling,Erliyana,kemarin. (febria astuti)
Post Date : 04 Desember 2009
|