Banjir Rendam Rumah Warga

Sumber:Kompas - 09 November 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Kediri, Kompas - Ratusan rumah warga di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kembali terendam banjir, Senin (8/11), akibat hujan deras sehingga menjebol tanggul Sungai Sukorejo. Mereka terpaksa mengungsi ke rumah sanak saudara yang dinilai lebih aman dan nyaman.

Pemerintah Kabupaten Kediri menyebutkan, sekitar lima desa terendam banjir, yakni Desa Wonocatur, Plosorejo, Kepuhrejo, Turus, dan Sambiresik. Dari kelima desa itu, tercatat 677 rumah terendam banjir yang dihuni 2.371 jiwa.

Banjir juga merendam puluhan hektar tanaman padi, jagung dan tebu dengan ketinggian sekitar 1 meter. Tanaman yang rata-rata berusia muda itu akan rusak.

”Sejauh ini kami belum mendapat laporan adanya korban jiwa dalam bencana banjir itu. Namun, total kerugian secara material yang disebabkan oleh rusaknya sejumlah infrastruktur dan lahan pertanian mencapai Rp 1,385 miliar,” ujar juru bicara Pemkab Kediri, Edhi Purwanto.

Berdasarkan informasi dari lapangan, banjir mulai merambah permukiman warga sekitar pukul 20.00. Sebelumnya hujan deras mengguyur Kabupaten Kediri sejak pukul 14.00. Ranto, seorang warga, mengatakan, ketinggian air di permukiman sekitar 1,5 meter, bahkan ada rumah yang bangunannya tidak permanen nyaris roboh.

Wakil Bupati Kediri Masykuri mengatakan sudah dibangun tanggul darurat dari kantong-kantong pasir. Namun, tanggul itu ambrol sepanjang ratusan meter ketika hujan kembali.

”Saat ini diupayakan datangnya peralatan berat untuk memperbaiki kerusakan. Sungai Sukorejo alirannya cukup deras karena merupakan salah satu aliran lahar dingin Gunung Kelud,” ujarnya.

Mojokerto masih terendam

Sementara itu, di Mojokerto, sebanyak 30 rumah di Kecamatan Dawar Blandong masih terendam air setinggi 30 sentimeter sejak akhir pekan lalu. Rendaman itu berasal dari luapan Kali Lamong akibat tingginya intensitas hujan. Longsoran tanah ini juga merusakkan permukiman.

”Dari hasil pendataan kami, ada 4 rumah terhanyut, 43 rumah rusak berat, dan 27 kambing hilang terhanyut air. Itu terjadi di delapan desa di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jetis, Dawar Blandong, dan Kemlagi. Kini, masih ada 30 rumah yang terendam,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Yudha Hadi, Senin.

Banjir juga menimpa Kabupaten Gresik. Di tempat itu sedikitnya 3.082 hektar sawah dan 274 ha tambak terendam akibat luapan Kali Lamong. Sawah yang terendam tersebar di Kecamatan Benjeng (2.204 ha), Cerme (568 ha), dan Kedamean (310 ha), sedangkan seluruh tambak yang terendam di Cerme (274 ha). Sawah yang terendam ada yang baru akan tanam padi, ada yang jelang panen padi, dan ada yang ditanami jagung atau kangkung.

Hingga Senin, genangan air di rumah warga terlihat di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme, dengan ketinggian 30 sentimeter hingga 80 cm.

Banjir membuat sejumlah petani di Cerme terpaksa memanen dini tanaman padinya.

Suparno, petani, mengatakan, padi seharusnya dipanen dua minggu lagi. Padi yang dirontokkan terlihat belum menguning sempurna, bahkan sebagian bulirnya masih kehijauan. ”Daripada rusak lebih parah lebih baik dipanen,” katanya.

Sekolah diliburkan


Selain itu, ada sejumlah sekolah diliburkan kegiatan belajar mengajarnya. Di antara sekolah yang libur seperti SMP dan SMA Muhammadiyah serta MI dan SMP Tarbiyatul Muwahidin Morowudi. Halaman MI Tarbiyatul Muwahidin masih penuh dengan genangan air.

Seorang guru, Mukarobbin, menjelaskan, sekolah-sekolah di wilayah itu hanya diliburkan sementara. Kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan secepatnya setelah air surut.

”Selasa (hari ini) atau paling lambat Rabu ini kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal,” kata Mukarobbin. (NIK/ACI/APO)



Post Date : 09 November 2010