Kendal, Kompas - Banjir terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (9/6). Banjir di Kabupaten Kendal, Kabupaten dan Kota Pekalongan, serta Kabupaten Temanggung telah merendam ribuan rumah warga.
Di Kendal, jalan penghubung antardesa di Kecamatan Patebon, Rabu (9/6) dini hari, terputus setelah aliran Sungai Bodri meluap karena banjir. Akibatnya, tiga desa terisolasi. Banjir juga merendam lebih dari 1.500 rumah di tujuh kecamatan di Kabupaten Kendal.
Rinciannya, sebanyak 927 rumah di Kecamatan Patebon serta sedikitnya 600 rumah di enam kecamatan lain, yaitu Kaliwungu Selatan, Kangkung, Kendal, Ngampel, Pageruyung, dan Rowosari. Ratusan hektar sawah dan kebun juga terendam banjir.
Banjir disebabkan oleh meluapnya enam sungai di Kendal, yaitu Sungai Blorong, Blukar, Bodri, Buntu, Kendal, dan Kuto.
Setelah diguyur hujan selama 12 jam hari Selasa, Sungai Bodri meluap dan menjebol tanggul sungai. Arus air deras, kemudian menerjang jalan penghubung antardesa hingga terputus dan rusak di dua titik. ”Jalan ini putus sejak pukul 02.30,” kata Camat Patebon Waras Widodo di lokasi, Rabu siang.
Tiga desa yang terisolasi adalah Desa Bangun Sari, Kartika Jaya, dan sebagian Wonosari. Setidaknya terdapat 5.000 warga yang tinggal di tiga desa itu. Jalan yang terputus sepanjang 100 meter itu merupakan akses satu-satunya bagi kendaraan roda dua dan roda empat untuk keluar dan masuk desa.
Diduga hilang
Selain itu, ada dua nelayan yang diduga hilang setelah kapal yang mereka tumpangi pecah dihantam gelombang di Desa Gempol Sewu, Kecamatan Rowosari. Kapal yang berisi 17 awak itu dihajar gelombang saat pulang melaut.
Kepala Subbidang Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kendal Fery Bonay mengatakan, pihaknya akan mengerahkan tim pencari pada Kamis ini.
”Laporan ini belum kami dapat secara resmi. Tetapi, kalau sampai besok dua nelayan itu tidak pulang, kami akan cari,” ujarnya.
Di wilayah Kota dan Kabupaten Pekalongan yang diguyur hujan terus-menerus sejak Selasa (8/6) sore sampai Rabu pagi, banjir merendam ribuan rumah dan lima sekolah dasar.
Pada pagi hari, ketinggian air di jalan mencapai hampir 1 meter, adapun tinggi air yang masuk ke dalam rumah warga sekitar 20 sentimeter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, aktivitas warga terganggu karena mereka kesulitan keluar dari lingkungannya. Sejumlah siswa sekolah dasar terpaksa mengikuti ulangan semester di tengah genangan air yang masuk ruang kelasnya.
Banjir di Kota Pekalongan melanda sedikitnya delapan kelurahan, yaitu Kelurahan Tirto, Pasir Sari, Kramatsari, Pabean, Dukuh, Kandang Panjang, Panjang Wetan, dan Panjang Baru.
Sementara di Kabupaten Pekalongan, banjir antara lain melanda Desa Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, dan Karangjompo, semuanya di Kecamatan Tirto.
Di Kabupaten Temanggung, sebanyak 20 rumah di Kelurahan Temanggung II, Kecamatan Temanggung, juga terendam banjir sejak Selasa sore.
Banjir berasal dari Sungai Pacar yang meluap karena aliran airnya terhambat sampah. Kendati tidak ada korban jiwa, kerugian materiil mencapai Rp 30 juta.
”Kerugian yang ditimbulkan banjir adalah kerusakan rumah dan jalan,” kata Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono, Rabu. (ILO/WIE/MDN)
Post Date : 10 Juni 2010
|