|
BANDUNG -- Sudah hampir sepekan ratusan warga di Kampung Cieunteung, Kelurahan Bale Endah, Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung, terendam air. Ini merupakan banjir paling lama setelah air sungai Citarum meluap dan menggenangi rumah mereka. Dudi Salman, warga kampung itu, mengatakan selama ini mereka terbiasa dengan banjir, terutama jika musim hujan tiba dan air Sungai Citarum meluap. "Walau sudah dikeruk, tetap saja meluap. Dan kali ini yang paling besar," kata Dudi. Kondisi air di Jalan Mekarsari sendiri mencapai 40 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa. Bahkan di beberapa kawasan, ada yang setinggi satu setengah meter. Tak ada kendaraan bermotor yang bisa melintasi jalur utama kampung itu. Satu-satunya sarana transportasi adalah perahu. Setidaknya 400 rumah dan satu bangunan sekolah dasar tak terendam. Warga umumnya mengungsi ke rumah tetangga yang memiliki rumah dua lantai. Juga ke sejumlah musala dan kantor kelurahan setempat. Camat Baleendah Ruli Hadiana mengaku sudah berupaya menangani bencana. Ia mengaku juga sedang waswas lantaran banjir bisa meluas. Jika itu terjadi, setidaknya 12 wilayah rukun warga di bantaran Citarum bakal terancam terendam. Ruli mengaku sudah menyiapkan lima titik pengungsian, di antaranya Taman Kota Baleendah, kantor Kecamatan dan Kelurahan Baleendah, Gelanggang Olahraga KNPI, serta kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Kami tetap siaga dengan menyiapkan air bersih, perahu, dan puskesmas keliling," ujarnya. Kemarin, ratusan warga korban banjir antre untuk mendapatkan pengobatan gratis dari puskesmas keliling. "Badan saya mulai terasa gatal gatal dan mulai batuk pilek karena banjir sudah seminggu ini," kata Sulistianing, 42 tahun. ALWAN RIDHA RAMDANI Post Date : 18 November 2008 |