|
PAMEKASAN - Hujan yang mengguyur wilayah utara Kabupaten Pamekasan kemarin siang, mengakibatkan meluapnya air di beberapa aliran sungai. Yang menjadi korban adalah warga Kota Pemekasan yang berada dekat aliran sungai. Akibat air bah itu, ratusan rumah tergenang air. Pada beberapa titik yang rendah, ketinggian air mencapai 3 meter. Beberapa wilayah kota yang terkena luapan air, antara lain Kelurahan Gladak Anyar, Kelurahan Parteker, Kelurahan Patemon, dan Desa Laden. Dari keempat wilayah itu, Kelurahan Gladar Anyar yang paling parah. Sebab, ketinggian air di beberapa titik mencapai 3 meter. Berdasarkan pantauan koran ini di beberapa lokasi banjir, air sungai mulai meluap sekitar 15.30. Hingga pukul 18.00, luapan air terus mengalir mengakibatkan puluhan rumah tenggelam, khususnya di Kelurahan Gladak Anyar. Ini karena selain lokasinya dekat dengan aliran sungai terbesar di Pamekasan, puluhan rumah itu memang berada di dataran paling rendah. Selain rumah milik warga, beberapa rumah dinas pegawai Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan di Kelurah Gladak Anyar terendam air. Bahkan, dibandingkan dengan rumah warga lainnya, rumah dinas kejari itu termasuk wilayah yang paling parah. Lokasinya sangat berdekatan dengan aliran sungai dan berdiri di dataran rendah. "Rumah dinas kejaksaan lokasinya paling rendah dibandingkan dengan yang lain. Bisa-bisa rumah dinas itu malah terendam sampai atap rumahnya," ujar seorang pegawai kejaksaan di lokasi, kemarin sore. Untuk mencapai rumah dinas kejari itu, warga harus menggunakan ban maupun kayu. Sebab, ketinggian air memang mencapai 3 meter. Kondisi yang sama juga dialami warga di bagian timur dan selatan rumah kejari yang lokasinya paling dekat dengan sungai. Di sana, puluhan rumah terendam air yang ketinggiannya mencaai 2,5 meter sampai 3 meter. Bahkan, air sudah mencapai atap rumah warga. Praktis, warga di sekitar rumah dinas kejari itu tidak bisa menyelematkan barang-barang miliknya. Sebab, kondisinya sangat tidak memungkinkan. Kebanyakan warga memilih untuk mengungsi di ke tempat lebih tinggi. Sedangkan warga yang ketinggian rumahnya tidak lebih di bawah 1,5 meter, masih sempat menyelamatkan perabot rumahnya. Aksi menyelamtakan barang-barang ini sudah terlihat sejak pukul 16.00. Puluhan warga sibuk menyelamatkan perabot rumah yang masih bisa diselamatkan, seperti TV, komputer, kompor gas, sofa, kursi, dan lainya. Ulil, 24, warga Kelurahan Gladak Anyar kepada koran ini mengatakan, banjir yang terjadi didaerahnya merupakan peristiwa terbesar sejak lima tahun terakhir. Pada tahun-tahun -sebelumnya, banjir tidak sampai membuat rumah tetangganya terendam hingga atap rumah. "Tahun 1999 pernah terjadi banjir seperti ini. Tapi, masih lebih besar hari ini (kemarin, Red), sebab puluhan rumah terendam banjir sampai atapnya. Ini karena luapan sungai yang berasal dari Blumbungan itu," ujarnya. Sampai berita ini diturunkan, banjir yang terjadi di Kelurahan Gladak Anyar belum juga surut. Bahkan, sampai pukul 18.30, air semakin meninggi. Belum ada ada laporan tentang korban jiwa. Tidak jauh berbeda dari Kelurahan Gladak Anyar, di Kelurahan Parteker juga terjadi luapan air. Di sana, beberapa rumah yang ada didekat sungai terendam air. Yang dikhawatirkan warga, jika air terus mengalir sehingga rumah warga yang terbuat dari bambu akan hanyut. Hal yang sama juga terjadi di Kelurahan Patemon dan Desa Laden. Dua daerah tersebut juga dilalui sungai besar Pamekasan. Namun, dibandingkan dengan Kelurahan Parteker dan Kelurahan Gladak Anyar, banjir di dua daerah tersebut relatif lebih kecil. Beberapa warga yang mengungsi, khususnya di Kelurahan Gladak Anyar dan Parteker, yang ditemui koran ini mengatakan, berharap agar Pemkab Pamekasan turun tangan membantu mereka. Sebab, akibat dari banjir tersebut, banyak dari perabot rumah tangga yang hanyut. Selain itu, mereka yang lokasinya paling dekat dengan sungai mengaku sangat trauma. "Kalau terjadi pada malam hari, kami tidak bisa membayangkan apa akibtanya, ujar Yati, 45, warga Kelurahan Gladak Anyar, petang kemarin. Ibu rumah tangga yang rumahnya juga terendam air ini berharap, pemkab memberikan bantuan kepada warga yang menderita kerugian paling parah. "Kasihan mereka yang paling dekat dengan sungai. Ada yang sampai mencapai atap rumahnya. Sehingga mereka tidak bisa menyelematkan perabotnya," pungkasnya.(zid) Post Date : 12 April 2005 |