Banjir Rendam Ratusan Rumah

Sumber:Koran Sindo - 09 November 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BOJONEGORO(SINDO) – Banjir bandang melanda Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro,Jawa Timur,kemarin.Ratusan rumah terendam banjir dan puluhan hektare lahan pertanian rusak.

Camat Gondang,Priyono mengatakan, banjir ini akibat luapan Sungai Pacal dan Sungai Gondang. “Banjir bandang mulai terjadi dini hari kemarin dan berlangsung selama lima jam,”ujarnya. Ketinggian air mencapai 1,5 meter.Banjir bandang kali ini yang paling besar selama dua tahun terakhir. Dia mengatakan, selain merendam dan menghanyutkan rumah warga,banjir juga merusak lahan pertanian.Dari pendataan terakhir, jumlah lahan jagung yang rusak mencapai 20 hektare. Sementara lahan cabai 12 hektare dan lahan padi 10 hektare.

“Total kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,”ujarnya. Meski dilanda banjir, warga Gondang tetap bertahan di rumahnya masing-masing. Hingga kemarin belum ada warga yang mengungsi. Padahal,daerah itu rawan banjir dan longsor karena kawasan hutan di daerah perbukitan itu banyak yang gundul dan rusak akibat penebangan hutan. Sementara itu, status Sungai Bengawan Solo hingga kemarin masih siaga satu.Ketinggian air terus naik.Pukul 09.00 WIB,ketinggian air di papan ukur ketinggian air di dekat Pasar Kota Bojonegoro menunjukkan angka 13.05 peil schaal. Namun, pada pukul 10.00 WIB, ketinggian air sudah naik pada posisi 13.07 peil schaal.

“Saat ini kami terus memantau ketinggian air Sungai Bengawan Solo setiap satu jam sekali,” ujar petugas posko bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Eko Susanto. Banjir juga mengakibatkan tanggul Sungai Mengkuris, anak Sungai Bengawan Solo, di Dusun Dukuhan Leran, Desa Palemban, Kecamatan Kanor, jebol.Tanggul dengan tinggi 12 meter itu jebol dengan lebar 10 meter.Akibatnya, luapan banjir menggenangi puluhan hektare areal tanaman padi yang ada di sekitarnya.“Sampai saat ini (kemarin) tanggul belum diperbaiki. Warga juga belum berani memperbaiki tanggul itu karena airnya masih deras mengalir,” ujar Kepala Desa Palemban,Sujitro. Di Kabupaten Mojokerto banjir juga mengakibatkan ratusan rumah warga tergenang dan rusak.

Empat rumah warga bahkan hilang disapu air. Di Kecamatan Jetis, banjir terparah terjadi di Dusun Kali Asin, Desa Bendung. Banjir yang menerjang secara berturutturut sejak Jumat (5/11) malam hingga Minggu (7/11) malam itu menyebabkan sejumlah rumah dan infrastruktur rusak berat.Kondisi yang sama juga terjadi di Dusun Bantengan, Desa Bendung. Di Desa Jolotundo, satu rumah warga juga hilang disapu banjir. Kondisi parah pun terjadi di Kecamatan Dawarblandong. Banjir yang menerjang Dusun Sumberdadi, Desa Gunung Sari menyebabkan 42 rumah warga rusak berat. Satu di antaranya hilang tersapu air dan dua rumah mengalami kerusakan parah hingga tak bisa ditempati penghuninya. Di Desa Pucuk, satu rumah warga juga roboh setelah berhari-hari diterjang air luapan Kali Lamong.

Banjir juga terjadi di Kecamatan Kemlagi. Ratusan rumah terendam air dan ratusan meter jalan paving di desa itu hilang. Meski tak banyak merusak rumah warga, banjir yang terjadi di tiga desa itu menyebabkan warga trauma jika hujan turun. Meski ratusan rumah rusak akibat terjangan banjir ini,hingga kemarin Pemkab Mojokerto masih belum mengambil tindakan.Pemkab juga belum memberikan bantuan atas kerugian yang diderita warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bahkan masih belum melakukan pendataan secara menyeluruh. Sekretaris BPBD Kabupaten Mojokerto Mustain mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan data kerugian akibat banjir di beberapa kecamatan.

Hingga kemarin dia hanya mengantongi data kerugian di Kecamatan Jetis. Dari hasil tinjauan di lapangan, kerugian akibat banjir di wilayah itu mencapai Rp328,5 juta. (tritus julan/muhammad roqib)



Post Date : 09 November 2010