BEKASI, (PR).- Akibat air Sungai Cibeureum meluap setelah hujan deras mengguyur wilayah Kab. Bekasi, Rabu (13/10) kemarin, ratusan rumah yang berada di dua desa terendam air dengan ketinggian sekitar satu meter hingga satu setengah meter.
Dua desa tersebut adalah Desa Simpangan dan Desa Karang Asih.
Hingga Rabu siang, air masih merendam ratusan rumah warga di dua desa tersebut. Air Sungai Cibeureum itu meluap karena dibukanya bendungan Kali Cipamingkis.
"Jarang sekali dua desa ini kebanjiran. Kalaupun Sungai Cibeureum meluap tidak sampai banjir satu meter begini. Biasanya paling tingginya semata kaki. Hal ini karena mendapat air kiriman dari Sungai Cipamingkis, Cibarusah," ujar seorang warga Desa Karang asih, Odang (31).
Warga di dua desa tersebut terpaksa mengungsi. Sebagian warga yang tidak mempunyai sanak saudara memilih mengungsi di masjid atau balai desa. Mereka juga mengevakuasi barangnya ke tempat yang lebih tinggi.
Namun, sebagian warga yang tidak mengetahui adanya banjir kiriman terpaksa bertahan di dalam rumah dan membiarkan semua perabotan terendam air.
"Ya mau bagaimana lagi, kedatangan air begitu cepat dan kami tidak sempat mengevakuasi barang," kata Yanto (33), warga yang rumahnya terendam air.
Hingga kini, dua desa di Kec. Cikarang Utara tersebut masih terendam air. Namun, belum ada bantuan dari pemerintah setempat, baik dari desa maupun kecamatan. Padahal, warga sangat berharap uluran dan perhatian dari pemerintah setempat.
"Bahkan anggota dewan juga tidak ada. Walaupun banjir ini bisa dibilang belum parah, sehari ini kami tidak bisa beraktivitas. Kami hanya mengandalkan bantuan makanan dari saudara yang mau mengirimkan makanannya ke sini," katanya.
Sekolah diliburkan
Selain itu, banjir juga menyebabkan aktivitas belajar mengajar di SD Negeri Simpangan 02 diliburkan untuk sementara waktu karena semua kelas di sekolah tersebut ikut terendam. Bahkan, beberapa dokumen siswa pun ikut terendam.
"Kami terpaksa meliburkan murid kelas I sampai kelas VI karena semua kelas terendam air luapan Kali Cibeureum," ucap Kepala SD Negeri Simpangan 02, Ikah Atikah.
Ikah menambahkan, hampir 50 persen arsip dan dokumen sekolah terendam air dan tidak dapat dipergunakan lagi. Ia dan beberapa guru lainnya mengaku kecewa. Pasalnya, beberapa arsip sekolah yang sudah disiapkan untuk penilaian tersebut sudah hampir selesai.
"Saya sangat terpukul, padahal sebentar lagi ada penilaian kepala sekolah dan kami sudah menyiapkan hampir 85 persen," ujarnya.
Dari pemantauan "PR", belum ada satu pun tenda pengungsian atau tenda dapur umum. Bahkan posko kesehatan juga tidak ada. Warga yang mengungsi hanya bisa duduk-duduk dan berbaring.
Selain dua desa tersebut, dari informasi yang didapatkan "PR", beberapa wilayah lain juga turut terendam air, seperti di sekitar kawasan Lippo Cikarang. (A-186)
Post Date : 14 Oktober 2010
|