Banjir Rendam Puluhan Rumah

Sumber:Koran Sindo - 10 Mei 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
TARUTUNG (SINDO) Sedikitnya delapan rumah warga Desa Simarlailai Pansur Napitu, Kec Siatas Barita,Tapanuli Utara (Taput),rusak terhantam pohon yang tumbang.Itu akibat banjir bandang yang terjadi pada Selasa (8/5) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Peristiwa tersebut juga membawa ratusan kubik lumpur dan menggenangi puluhan rumah lainnya. Air juga membawa bongkahan batu besar yang berserakan di sekitar kampung. Lahan padi juga banyak yang tergenang dan merusak padi yang mulai berbulir. Berdasarkan pantauan SINDO, tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut. Akan tetapi, ruas Jalan TarutungSidimpuan selama lima jam sempat ditutup dan terpaksa dialihkan melalui jalan alternatif.

Pemkab telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan lumpur dan timbunan kayu dari jalan dan halaman rumah warga. Penuturan salah seorang warga, marga Hutabarat, pada saat kejadian, dia sempat mendengar suara gemuruh berasal dari gunung.Kebetulan, rumah Hutabarat persis di pinggir sungai kecil. Dia pun keluar kamar dan mendapati air telah menggenangi ruang tamu.Tak lama kemudian, sejumlah batang pohon besar tiba-tiba menghantam dinding rumahnya hingga masuk ke ruang tengah.

Beruntung, rumah tidak rubuh, saya bergegas keluar rumah. Suasana semakin mencekam, sebab guyuran lumpur dan kayu besar seakan tidak hentihentinya meluncur dari atas gunung, ujarnya. Menurut Kapolres Taput AKBP Eko Sukriyanto, di lokasi banjir, mengatakan, penyebab banjir bukan karena illegal loging, melainkan jebolnya bendungan yang ada di daerah pegunungan milik salah seorang pejabat di Jakarta. Gunung tersebut diratakan untuk dijadikan perkebunan kopi.

Memang ada penebangan, tapi penebangan yang dilakukan di atas lahan milik pejabat tersebut, yang dibelinya dari masyarakat, papar Eko. Sementara itu, Koordinator Penanggulang Bencana Alam BP Siahaan menyatakan, penyebab terjadinya banjir bandang masih dalam tahap penyelidikan. Menurutnya, banjir tersebut bisa disebabkan oleh struktur tanah yang tidak stabil sehingga bila disertai hujan akan terjadi penurunan tanah.

Tim investigasi untuk menyelidiki itu adalah TNI dan Polisi yang tergabung dalam PB, sekarang belum ada laporan. Yang ditangani tim sekarang bagaimana sesama warga tidak terjadi benturan sosial. Kita juga sudah mendirikan tenda karena tempat tinggal mereka masih digenangi lumpur dan dapur umum, ujar Siahaan. Kondisi warga masih terlihat trauma. Mereka mendatangi posko kesehatan yang dibentuk pemkab di lokasi itu. Aparat kepolisian dan TNI turut membantu membersihkan tumpukan kayu dan genangan lumpur. (hermanto turnip)



Post Date : 10 Mei 2007