KUDUS (SINDO) – Puluhan rumah di Dukuh Kalangan, Desa Setrokalangan,Kecamatan Kaliwungu,Kabupaten Kudus terendam banjir,kemarin.Genangan air diperkirakan terus meningkat mengingat curah hujan di Kota Kretek masih tinggi.
Kiriman air dari Bendungan Wilalung membuat membuat beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu dikepung banjir. Yakni Desa Blimbing Kidul, Gamong, Banget, dan Setrokalangan. Desa terakhir yang disebutkan merupakan terparah dikepung banjir. Sedikitnya ada 50 rumah yang terendam banjir.Kedalaman air di Desa Setrokalangan mencapai lutut orang dewasa. Rata-rata jarak antara pemukiman penduduk dengan tanggul Kali Wulan berjarak 100 meter. Tak hanya itu,puluhan hektare sawah di sekitar desa juga ikut terendam dengan kedalaman sekitar dua meter. Padahal, areal persawahan tersebut baru saja ditanami padi yang berumur sekitar satu bulan.
Selain Desa Setrokalangan,puluhan desa di wilayah Kecamatan Undaan kini juga mulai siaga menghadapi bencana banjir.Pasalnya, ketinggian air di Sungai Wulan juga sudah mencapai 930 meter kubik/ detik.Ketinggian air tersebut masih di bawah ambang batas normal yang mencapai 1.000 meter kubik/ detik. Apalagi kondisi Bendungan Wilalung yang berada di perbatasan Kabupaten Demak dan Kudus, mulai memprihatinkan.Satu pintu air yang ada mulai melengkung menahan derasnya debit air. Kepala Desa Setrokalangan Mursidi mengatakan, banjir tersebut merupakan kiriman dari Bendungan Wilalung yang debit airnya sempat mencapai 1.000 meter kubik/detik.Sedangkan penyebab banjir tersebut karena air di Kali Wulan limpas dengan ketinggian 35 senti meter ke arah pemukiman dan lahan pertanian penduduk.
“Jadinya ya seperti ini,” kata Mursidi, kemarin. Sayangnya, meski saat ini telah dikepung banjir,tetapi masyarakat setempat belum mau dievakuasi. Pasalnya mereka merasa lebih nyaman tinggal di rumah. Salah seorang warga Desa Setrokalangan, Nor Yaman, 35, mengatakan, masyarakat setempat sudah terbiasa terkena banjir setiap tahunnya. Sehingga ia maupun warga lainnya enggan diungsikan. Selain khawatir dengan keamanan rumah,dia juga meyakini banjir tidak akan berlangsung lama.“Bagi kami hal seperti ini sudah biasa,” katanya. Bupati Kudus H Musthofa menyatakan pemkab sebenarnya sudah siap mengantisipasi datangnya bencana banjir.
Selain menyiapkan SDM tim siaga bencana, pemkab juga telah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian jika sewaktu-waktu dibutuhkan. “Seumpama ada pengungsi kami juga sudah siapkan dananya,’’ jelasnya. Bupati berharap warga masyarakat lebih memprioritaskan keselamatan diri. Jika genangan air semakin tinggi, bupati meminta masyarakat rela dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. “Jangan sampai menolak. Ini demi kepentingan warga sekitar juga,”harap Bupati. Kordinator pintu air BPSDA Jawa Tengah, Nor Kholis, menjelaskan, debit air yang ada di Desa Kelambu dan Bendungan Wilalung, kemarin, cenderung menurun.
Jika pada hari sebelumnya mencapai 1.000 meter kubik/ detik, tapi kemarin, debit airnya telah menurun menjadi 775 meter kubik/detik. “Meski hujan masih tetap turun tapi debit air mengalami penurunan. Semoga saja kondisinya terus seperti itu,”harapnya. (muhammad oliez)
Post Date : 13 Desember 2010
|