Banjir Rendam Puluhan Ha Sawah

Sumber:Indopos - 28 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KEDIRI- Puluhan hektare sawah di Kecamatan Gampengrejo kemarin terendam banjir. Ini terjadi setelah kecamatan tersebut diguyur hujan semalaman. Sebagian petani bahkan terpaksa memanen padinya lebih awal karena takut busuk. Belum diketahui secara pasti angka kerugiannya. Namun, diduga mencapai puluhan juta rupiah.

Dalam pantauan Radar Kediri, banjir yang paling parah menerpa sawah milik petani di Desa Sambirejo. Puluhan hektare tanaman padi yang baru ditanam nyaris tak terlihat akibat digenangi air. "Lha itu Mas, sampeyan lihat sendiri," ujar Mariyono, 40, warga setempat sambil menunjuk sawah yang tergenang.

Menurut Mariyono, banjir diduga berasal dari luapan air Kali Gayam yang selama ini dijadikan saluran irigasi oleh warga. Sungai tersebut tak mampu menampung volume air yang masuk. Sawah Mariyono yang berada persis di sampingnya pun langsung terendam. "Air masuk mulai jam tujuh tadi malam (pukul 19.00 kemarin malam, Red)," katanya.

Luas lahan padi Mariyono sekitar 1,5 hektare. Yang membuatnya sedih, tanaman yang berusia tiga bulan itu sudah mulai berbuah. Kemarin, yang terlihat di permukaan hanya bagian ujungnya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Ya mau diapakan lagi. Nunggu surutnya saja," tuturnya pasrah.

Yang dialami Munasir, 65, lebih parah. Tanaman padinya yang terendam hampir memasuki masa panen. "Sebenarnya sekitar satu minggu lagi," katanya. Gara-gara banjir tersebut, dia memutuskan untuk memanen padinya lebih awal. Ini dilakukan untuk menghindari kerugian lebih yang lebih banyak. "Seperti ini saja sudah merugi, apalagi kalau dibiarkan," lanjutnya sambil memotongi batang padi.

Hal serupa dilakukan Takiban, 42, tetangga Munasir. Menurutnya, dengan memanen lebih awal, otomatis akan merugi. Apalagi harga jual gabah yang terkena banjir dipastikan drop. Sulit untuk menjual Rp 300 ribu per kuintal seperti dalam kondisi normal. "Seperti ini Rp 150 ribu saja sudah ngaya," keluhnya.

Takiban mengungkapkan, banjir yang menggenangi sawah mereka kemarin merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir. Dulu kondisinya tidak separah kali ini. Selain karena curah hujan yang tinggi, kondisi sungai aliran irigasi tidak bisa normal.

Makanya, kemarin, mereka berharap agar pintu Bendungan Waru Turi dibuka. "Kalau bendungannya dibuka, airnya mungkin bisa segera surut," timpal Mariyono yang kemarin belum bisa memastikan kerugiannya.

Selain di Sambirejo, banjir juga merendam areal persawahan di tiga desa lainnya. Yaitu, Keputih, Kwadungan, dan Karangrejo. Hanya saja, kondisinya tidak separah di Sambirejo. Ketinggian air tak sampai merendam seluruh batang padi.

Sayang, hingga berita ini ditulis, Camat Gampengrejo Masykuri masih belum bisa dikonfirmasi. Beberapa kali ponselnya dihubungi, tidak diangkat. Kabag Humas Pemkab Sigit Rahardjo juga mengaku belum menerima laporan terkait banjir tersebut. Namun, pihaknya akan segera mengecek ke lapangan melalui petugas dinas pertanian.

Soal kerugian, pemkab akan berkoordinasi dengan pemprov agar petani bisa mendapatkan bantuan benih. "Tapi, kita lihat sejauh mana tingkat kerusakannya. Kalau memang parah akan kita ajukan untuk mendapatkan bantuan," jelasnya. (ery/tyo)



Post Date : 28 Februari 2008