|
PASURUAN (SINDO) – Banjir kembali merendam 11 desa di beberapa kecamatan di Pasuruan, sejak Senin (16/2) malam. Akibat banjir itu,warga terpaksa mengungsi. Selain itu, banjir juga mengganggu perjalanan kereta api yang melintas di kawasan Pasuruan. Banjir paling parah terjadi di Desa Bayeman,Kecamatan Gondang Wetan; dan Desa Minggir, Kecamatan Winongan. Ketinggian air di dua desa ini mencapai 2 meter. Banjir kali ini bukanlah yang pertama kali. Kawasan tersebut memang langganan banjir akibat air kiriman dari wilayah pegunungan Tosari. Selain itu,jebolnya tanggul di Sungai Bayeman juga membuat ketinggian air bertambah. Air mulai naik ke permukiman warga sekitar pukul 18.00 WIB dan terus meninggi. ”Pukul 22.00 WIB air mulai tinggi dan di Bayeman sudah mencapai 2 meter,” ujar Karsali, warga Desa Bayeman. Sebagian warga yang mengetahui air semakin tinggi sempat panik dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka membawa sanak saudara mengungsi ke beberapa rumah warga lainnya yang letaknya agak tinggi. Sementara warga lainnya masih tetap bersikukuh untuk bertahan di rumah mereka masing-masing. Sebab, mereka menganggap banjir cepat surut. ”Biasanya cepat surut, makanya kami tidak mengungsi,” ujar warga Bayeman lainnya. Banjir juga melanda Kelurahan Blandongan,Kecamatan Bugul Kidul,Kota Pasuruan. Akibatnya, sejumlah perjalanan kereta api yang melintas di Pasuruan sempat terhenti di Stasiun Kota Pasuruan. Rel KA di sepanjang wilayah Pasuruan juga terendam air, di antaranya adalah KA Mutiara Timur jurusan Surabaya- Banyuwangi. Selain mengakibatkan banjir,hujan deras yang mengguyur kawasan Gunung Bromo mulai Senin (16/2) sore sampai malam hari itu juga mengakibatkan longsor di beberapa titik di Kecamatan Tutur.Sebanyak 28 rumah rusak dan jalan akses ke Gunung Bromo juga sempat terputus. Longsor terjadi di lima desa, yakni Desa Ngadiyono, Podokoyo, Baledono,Wonokitri, dan Sedaeng. Desa Ngadiyono dan Wonokitri merupakan desa yang cukup parah mengalami longsor.Bukan hanya di Kecamatan Tutur, longsor juga terjadi di Kecamatan Tosari. Sebanyak 12 rumah rusak sedang hingga parah yang tersebar di beberapa desa di kecamatan itu. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Camat Tutur Heru Farianto menyatakan, longsor terjadi pada Senin (16/2) malam setelah hujan lebat sejak sore hingga malam hari. (abdul rouf) Post Date : 18 Februari 2009 |