|
PADANG--Musibah Banjir kembali melanda Sumatra Barat. Kali ini merendam Kota Padang. Sejak Senin (31/10) dini hari, ratusan warga Kota Padang, terpaksa diungsikan atau mengungsi sendiri dari rumah mereka, untuk mengantisipasi terjadinya korban banjir. Banjir besar melanda kota ini menyusul hujan lebat sejak Ahad malam. Hingga Senin sore, hujan masih terus mengguyur Kota Padang. Hal ini semakin membuat warga ketakutan. Apalagi setelah mengetahui bahwa ratusan warga perumahan Lubuk Buaya dan Simpang Kalumpang, terpaksa diungsikan, karena air naik sampai ketinggian satu setengah meter lebih. Mereka diungsikan di bawah guyuran hujan lebat dan lampu listrik PLN dimatikan. Anak-anak yang kedinginan dan ketakutan terpaksa diselamatkan lebih awal. Begitu juga dengan ibu-ibu muda, mayoritas pemilik rumah, proses evakuasinya ke tempat yang lebih aman, lebih diprioritaskan. Banjir yang telah merusak peralatan rumah tangga itu juga telah menghayutkan barang-barang yang telah dipersiapkan untuk keperluan Lebaran. Rumah mereka terendam air hingga jendela. Kasur, kursi, televisi, dan kulkas, rusak karena banjir. Hampir separuh kota terendam banjir akibat drainase yang tak berfungsi dan meluapnya sejumlah sungai di kota ini. Semua rumah di Lubuk Buaya dan Koto Tangah Padang terkena banjir. Apalagi pada saat bersamaan air pasang laut juga naik. Dedy Saputra, warga kompleks perumahan di kawasan Lubuk Buaya mengatakan, rumahnya kebanjiran karena air pasang naik. Namun barang-barangnya bisa diselamatkan. ''Pasang atau pun tidak, jika hujan lebat, rumah saya akan kebanjiran,'' kata Susilo, korban banjir lainnya. Sepanjang Senin siang, warga Kota Padang yang terkena musibah banjir berusaha menyelamatkan diri dan anak-anaknya. Ahad malam sebagian bisa diungsikan, namun sebagian lagi tidak. Pagi kemarin, dengan menggendong anak-anaknya, mereka meninggalkan rumah. Sejumlah petugas Pemkot Padang bekerja sama dengan polisi, Senin subuh, berhasil mengevakuasi sebanyak 75 KK dari Simpang Kalumpang dan Perumahan Lubuk Buaya. Evakuasi dilakukan dengan perahu karet. Tim SAR, dan anggota masyarakat juga bahu membahu melakukan penyelamatan. Sementara itu, sebanyak 10 orang pemancing yang menggunakan kapal pesiar terkatung-katung di laut Padang selama 14 jam. Mereka dilarikan air laut saat badai mengamuk Ahad malam. Tim SAR yang melakukan pencarian sepanjang Ahad malam berhasil menemukannya Senin siang dalam keadaan selamat. BMG Imbau Warga Waspada Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Tabing, Padang, Sumatra Barat, memprediksi bahwa curah hujan disertai angin kencang akan terus melanda Kota Padang hingga dua hari mendatang. Cuaca yang tidak menguntungkan itu bahkan juga akan melanda wilayah Sumbar. Kepala BMG Stasiun Tabing, Emrizal, menjelaskan tingginya curah hujan tersebut akibat terjadinya tekanan badai tropis yang masih berpusat di 10 drajat Lintang Utara (LU) dan picu siklon tropis yang belum masuk ke daratan Asia. ''Curah hujan mencapai 134 milimeter akan terus terjadi di Kota Padang dan Sumbar untuk dua hari ke depan,'' tandasnya. Jika dalam dua hari ini siklon tropis tersebut masuk ke daratan Asia, lanjutnya, maka diperkirakan cuaca akan mulai cerah. Namun sebaliknya, kalau belum masuk, kondisi di Padang akan tetap rawan hujan. Meskipun cerah, tapi hal itu hanya terjadi siang hari, sementara sore hingga malam tetap diperkirakan masih diguyur hujan. Untuk itu Emrizal mengimbau warga tetap waspada terutama yang berdomisili di kawasan yang terus menjadi langganan banjir, seperti di kawasan Koto Tangah, Pasir Kandang, Siteba, dan di pinggiran bukit yang rawan longsor. Sementara itu, bagi pemudik yang hendak menempuh perjalanan dengan kendaraan bermotor, juga diimbau melakukannya pada siang hari dan menghindari jalan-jalan yang rawan runtuh dan longsor akibat musim hujan. (ant ) Post Date : 01 November 2005 |