Banjir Rendam Empat Desa di Kec. Banjaran

Sumber:Pikiran Rakyat - 22 Maret 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOREANG, (PR).- Banjir dengan rata-rata air setinggi satu meter melanda empat desa di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Sabtu (21/3) malam. Semalam, warga yang terkena banjir telah dievakuasi ke beberapa titik yang aman.

Menurut Camat Banjaran Iman Irianto, banjir terjadi setelah hujan deras sejak pukul 16.00 WIB. Sampai dengan pukul 19.00 WIB, banjir telah melanda empat desa yaitu Banjaran Wetan, Banjaran Kota, Tarajusari, dan Kamasan.

Banjir di Desa Banjaran Wetan, melanda RW 1 dan RW 2. Di Desa Banjaran Kota banjir melanda RW 12. Sementara di Desa Tarajusari, banjir melanda RW 1, RW2, RW 3, dan RW 14. Menurut Iman, banjir di tiga desa tersebut disebabkan luapan Sungai Citalutug.

Sementara itu, banjir di Desa Kamasan, terjadi di RW 3, RW 5, RW 6, RW 7, dan RW 10. "Banjir di Desa Kamasan disebabkan luapan air dari Sungai Cisangkuy," ujarnya saat dihubungi "PR".

Menurut dia, ketinggian air akibat banjir tersebut rata-rata mencapai satu meter. Hal itu mengakibatkan air masuk ke rumah-rumah warga yang ada di wilayah tersebut.

Iman mengatakan, untuk menanggulangi akibat banjir, pemerintah kecamatan beserta jajaran Komando Rayon Militer dan Kepolisian Sektor Banjaran langsung melakukan komando di lapangan. "Kami langsung mempersiapkan tempat-tempat evakuasi di beberapa titik," ujarnya.

Tempat evakuasi tersebut, kata dia, disediakan di balai-balai yang ada di tiap RW, masjid, dan rumah-rumah warga yang ditinggikan. Sementara sekitar pukul 21.00 WIB, di beberapa tempat air mulai surut. Namun, banjir meninggalkan genangan lumpur setinggi lutut.

"Saat ini kami masih berupaya untuk menghitung berapa banyak kepala keluarga yang rumahnya terendam banjir. Kami juga akan menginventarisasi dukungan logistik sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Logistik tersebut akan kami galang terlebih dahulu melalui toko-toko yang ada di Kecamatan Banjaran," katanya.

Banjir "Cileuncang"

Sementara itu, di Kota Bandung banjir cileuncang terjadi di beberapa sudut kota. Banjir cileuncang tersebut bermula dari hujan deras yang terjadi sejak pukul 14.00 WIB. Akibatnya, antrean mobil terjadi di titik-titik yang terdapat banjir cileuncang itu.

Berdasarkan pemantauan "PR", banjir cileuncang di antaranya terjadi di perempatan Jln Soekarno-Hatta dan Jln. Terusan Pasirkoja. Ketinggian air cileuncang di lokasi itu mencapai sekitar lima puluh sentimeter. Genangan air tersebut menyebabkan banyak kendaraan roda dua yang mogok. Tidak kurang dari lima polisi berada di tempat itu untuk menertibkan arus lalu lintas.

Kemacetan pun terjadi dari berbagai arah menuju perempatan tersebut. Menurut pengguna kendaraan roda dua, Tiara (26), dirinya melewati Jln. Soekarno-Hatta dari arah perempatan Cibeureum. Kemacetan mulai terjadi ketika masuk ke Jln. Soekarno-Hatta. "Saya kira ini hanya macet biasa, tapi setelah mendekati perempatan tol Pasirkoja ternyata banjir setinggi lutut. Mau balik lagi tidak bisa karena jalannya diberi pembatas dan macet," ucapnya.

Pada keadaan normal, kata dia, jalur tersebut bisa dilewati dalam waktu lima menit. "Tapi saat ini saya menghabiskan waktu sampai setengah jam, padahal naik motor," ungkapnya.

Sementara itu, menurut warga RT 4 RW 6 Kelurahan Babakan Ciparay, Kec. Babakan Ciparay ,Kota Bandung, David Subiri (60), banjir di lokasi tersebut memang sudah sering terjadi sebelumnya. "Dulu tidak terlalu parah, tapi sejak dibangunnya pembatas yang membelah jalan, banjir jadi semakin parah," katanya.

Menurut dia, banjir tersebut disebabkan karena saluran drainase yang kurang besar di sepanjang jalan itu. "Daerah ini juga merupakan cekungan, jadi sering dialiri banjir dari arah Jln. Cibuntu," katanya.

Selain di tempat itu, banjir cileuncang juga terjadi di perempatan Jln. L.L.R.E. Martadinata dan Jln. Ahmad Yani. Banjir cileuncang juga terjadi di Jln. Cimandiri yang ada di belakang Gedung Sate. Aliran air di jalan tersebut cukup deras. Hal itu menyebabkan beberapa kendaraan roda dua banyak yang terseret sehingga hampir jatuh. (A-185/A-187)



Post Date : 22 Maret 2009