|
GOWA - Dusun Bontorea, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, kemarin didera banjir. Air yang menggenang setinggi perut orang dewasa itu disebabkan oleh hujan turun seharian. Akibatnya, sebagian warga di dusun itu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. "Sejak malam hujan turun hingga pagi hari," kata Ansar Daeng Rani, warga sekitar dusun, kemarin. Dari 150 rumah warga, sebanyak 60 persen di antaranya terendam hingga air masuk rumah. Beruntung, sebagian rumah warga yang lain berada di lahan tinggi. "Sudah lama ini, Pak. Langganan banjir memang. Dalam setahun itu bisa sampai dua kali," ujar Rani. Banjir yang berasal dari luapan Sungai Bontorea, anak sungai Bendungan Bili-bili, itu juga merendam ratusan hektare sawah. Aktivitas warga sempat terhenti. Bahkan tahun sebelumnya air bisa setinggi leher. "Biasanya, kalau Bendungan Bili-bili dibuka, pasti kami yang kena akibatnya." Ibu Sunra, warga lainnya, mengatakan air yang merendam rumahnya telah menjadi langganan saban tahun. "Pemerintah tidak pernah memberikan perhatian di sini," ucapnya. Warga yang terbiasa dengan banjir terpaksa menggunakan rakit dari batang pohon pisang dan ban bekas untuk memanggul barang ke luar rumah. Sawah juga tertutupi air hingga satu setengah meter. Dusun Bontorea, Kecamatan Pallangga, berada di pinggiran jalan poros Gowa menuju Takalar. Dusun ini terletak di lahan rendah, sekitar setengah meter dari permukaan jalan utama. Sedangkan lahan persawahan bisa mencapai satu setengah meter dari permukaan jalan. Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemerintah Kabupaten Gowa Arifuddin Saeni mengatakan pihaknya baru saja menerima laporan adanya banjir di wilayah Bontorea. "Camat sudah turun ke lapangan untuk meninjau. Semoga laporannya segera masuk supaya kami bisa menentukan langkah dan tindakan selanjutnya," kata Arifuddin kemarin sore. Dia mengatakan, setelah adanya laporan kerugian, pihaknya akan segera menyalurkan bantuan. "Kalau sekarang belum bisa. Kami belum tahu apa ada kerugian," katanya. Dia mengakui kawasan tersebut dulu merupakan langganan banjir. Namun, tujuh tahun lalu, pemerintah sudah membangun kanal untuk mencegah banjir. "Dulu malah sampai jalan banjirnya. Tapi, setelah dibangun kanal, tidak lagi. Baru tahun ini lagi ada laporan yang masuk ada banjir," kata Arifuddin. l ICHSAN AMIN | TRI YARI KURNIAWAN Post Date : 15 Desember 2011 |