|
PINRANG (SINDO) – Banjir bandang yang melanda Desa Tanroe,Kec Duampanua,dan Desa Tanralili,Kec Cempa,di Pinrang sejak 12 April lalu, mengisolir daerah tersebut. Tingginya curah hujan sejak pertengahan April menyebabkan banjir sampai setinggi dada orang dewasa. Masih terendamnya dua daerah tersebut juga menyebabkan satu masjid di Desa Tanroe tenggelam. Bahkan, ratusan hektare lahan pertanian dan perkebunan juga ikut terendam. Lantaran akses jalan yang hingga kini masih terisolir mengakibatkan sekitar tiga puluh kepala keluarga (KK) di desa itu kesulitan untuk keluar masuk dari pemukiman dua daerah tersebut. Selain itu, merendam sekitar 300 hektare lahan persawahan yang siap panen dan 200 hektare lahan perkebunan. Begitu juga dengan aktivitas belajar mengajar sekolah terganggu serta sejumlah sekolah dasar terpaksa diliburkan. Aktivitas sekolah dihentikan karena seluruh perabotan sekolah dan bangunan sekolah rusak karena terendam banjir. “Setiap tahun desa kami selalu terendam banjir. Kami minta kepada pemerintah agar memperhatikan masalah ini,” kata Imran, salah seorang warga Desa Tanralili, Kec Cempa. Wakil Bupati Pinrang AbdulKadirPais mengatakan, sudah berapa kali Pemkab mengimbau kepada warga agar pindah ke lokasi pemukiman yang lebih aman. Karena banjir di dua kecamatan sudah menjadi langganan setiap tahunnya. “ Pe m k a b Pinrang sudah memperingatkan warga agar waspada banjir di dua kecamatan tersebut. Kami juga sudah menyediakan lahan pemukiman baru,jika warga sewaktu- waktu ingin pindah. Sedangkan lokasi yang lama tetap menjadi milik mereka,” kata Kadir Pais. Kadir mengakui,warga di dua lokasi langganan banjir masih senang tinggal. Buktinya mereka tidak bersedia pindah meski dijanjikan fasilitas yang lebih baik oleh pemerintah. “Padahal daerah itu sangat berbahaya karena banjir serupa pasti menerjang tiap tahun,”tandasnya. Bantuan kepada warga berupa bahan makanan, air minum mineral,dan mi instan terus berdatangan.Begitu juga, dengan pos pelayanan kesehatan sudah disiagakan sejak terjadinya bencana alam. (m syahlan) Post Date : 30 April 2008 |