Banjir Rendam Dua Kabupaten di Aceh, Ribuan Ha Padi Terancam Puso

Sumber:Media Indonesia - 13 Desember 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANDA ACEH (Media): Sedikitnya 5.705 ha tanaman padi di dua kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam terancam puso akibat terendam banjir sejak 30 November.

Tanaman padi itu berada di Kabupaten Aceh Utara seluas 5.405 ha dan 300 ha lainnya di Pidie. Tanaman padi di dua wilayah itu kini roboh akibat tertimbun sedimen lumpur setinggi 30 cm.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Utara, 5.505 ha tanaman padi yang terancam gagal panen itu tersebar di 13 kecamatan. Dari 13 kecamatan itu, tanaman padi yang paling banyak terancam puso adalah di Kecamatan Baktiya seluas 1.417 ha. Sedangkan di dua kecamatan lainnya, seperti di Lhok Sukon dan Samudra, total tanaman padi yang sudah puso seluas 150 ha.

Menurut Kepala Bidang Pengembangan dan Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Utara Nurleli Mahyeddin, kemarin, umur tanaman padi yang terancam gagal panen itu bervariasi antara 10 hari hingga 100 hari (siap panen).

"Kalau air di persawahan tidak surut dalam pekan ini, dikhawatirkan tanaman padi akan puso," ujar kepala Bidang Pengembangan dan Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Utara Nurleli Mahyeddin, kemarin. Dinas pertanian setempat memperkirakan bila terjadi puso kerugian petani mencapai Rp48,6 miliar.

Sedangkan di Kabupaten Pidie, sekitar 300 ha tanaman padi di Desa Dayah, Kecamatan Delima, yang memasuki masa panen, terancam puso. Karena khawatir terjadi banjir susulan, mereka mempercepat masa panen dari biasanya 100 hari menjadi 90 hari.

"Daripada rugi total, lebih baik memanen lebih cepat sedikit, memang kualitas gabah kurang bagus," tutur Wardani, tokoh masyarakat tani Kecamatan Delima.

Pada bagian lain, ratusan ha tanaman padi milik petani di tiga kecamatan di Kabupaten Kerinci, Jambi, kemarin, masih terendam. Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Batangmerao itu terjadi sejak Minggu (9/12). Tiga kecamatan itu adalah Sungaipenuh, Tanahkampung, dan Kecamatan Hamparanrawang.

Di Riau, dua kabupaten, yakni Rokan Hulu dan Rokan Hilir, kemarin, juga masih terendam. Hujan di wilayah itu terjadi akibat tingginya intensitas hujan sejak sepekan terakhir dan meluapnya sejumlah anak sungai.

Akibat banjir, ratusan siswa Madrasah Ibtidaiah (MI) Darussalam di Desa Babussalam, Kecamatan Rambah, Rokan Hulu, menjalani ujian semester ganjil di Masjid Al-Jamik yang berada sekitar 400 m dari bangunan sekolah.

"Melihat kondisi itu kemungkinan besar sekitar 200 murid akan tetap melaksanakan ujian di masjid hingga air yang merendam bangunan sekolah surut," ujar Kepala MI Darussalam Kamaruzaman.

Dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dilaporkan dua desa di Kecamatan Mapilli, Selasa (11/12), kembali terendam. Dua desa itu adalah Buku dan Rumpa. Pekan lalu wilayah itu juga terendam banjir. Banjir tersebut terjadi akibat luapan Sungai Maloso setelah seharian diguyur hujan. Ketinggian air mencapai 50 cm.

Tolak relokasi

Sementara itu, sebanyak 74 keluarga atau 230 jiwa, korban tanah longsor di Kampung Lebak Siuh, Desa Citamiang, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menolak direlokasi pemerintah setempat. Mereka memilih tetap bertahan meskipun tanah yang mereka tempati merupakan kawasan rawan longsor dan banjir karena tekstur tanahnya labil.

"Kami tak bisa meninggalkan begitu saja tanah dan perkampungan kami. Karena di sini merupakan mata pencaharian kami," ujar Abdulmanan, 43, warga Kampung Lebak Siuh.

Penolakan warga untuk direlokasi itu dituangkan dalam pernyataan tertulis. Mereka melakukan itu setelah pemerintah setempat menyiapkan wilayah lain untuk merelokasi warga yang terkena longsor pada Senin (10/12) malam. (MR/SL/BY/RK/M-FH/FZ/AZ/SG/EM/N-2)



Post Date : 13 Desember 2007