|
Madiun, Kompas - Puluhan rumah ataupun sawah di Desa Mojorayung dan Tempursari di Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terendam akibat meluapnya air Sungai Mojorayung dan Tempursari. Adapun di Magetan, longsor kembali terjadi dan merusak empat rumah warga. Banjir yang merendam dua desa di Wungu berawal dari turunnya hujan di lereng Gunung Wilis dan kedua desa pada Sabtu (1/3). Air hujan dari lereng Gunung Wilis itu kemudian masuk ke sungai di Mojorayung. Karena curah hujan cukup tinggi, air sungai pun kemudian meluap. Sekitar pukul 22.00, Tempursari ikut terendam. ”Ketinggian banjir mencapai sekitar 1 meter. Sebagian rumah terendam, begitu pula lahan sawah yang luasnya lebih dari 50 hektar,” kata Ketua RT 15 RW 3 Desa Tempursari Budiman. Ia menambahkan, banjir kiriman—dari Mojorayung—itu merupakan banjir keenam yang menggenangi desanya selama musim hujan belakangan ini. Kemarin pagi banjir memang telah surut dan tidak lagi menggenangi rumah ataupun sawah warga. Meski demikian, menurut Kholik, petani setempat, tanaman padi yang siap panen terbenam akibat banjir. ”Kami masih bisa memanen padi itu, tetapi gabah yang dihasilkan kualitasnya pasti buruk. Harga jual gabah bisa anjlok menjadi Rp 1.250 per kilogram dari harga normal Rp 2.000 per kilogram. Padahal, untuk balik modal saja, harga gabah minimal Rp 1.900 per kilogram. Kami betul-betul rugi,” keluh Kholik. Longsor Di Magetan, hujan deras yang mengguyur wilayah itu Sabtu siang hingga malam mengakibatkan longsor di Dusun Bungkal, Desa Kalang, Kecamatan Sidorejo. Empat rumah warga—milik Sukar, Marsan, Tutik, dan Sutini—rusak terkena longsoran tanah pada pukul 19.00. Tidak ada korban jiwa, tetapi keempat keluarga tersebut terpaksa untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Magetan Sudaryo mengatakan, kerugian akibat longsor sekitar Rp 10 juta. Pemerintah Kabupaten Magetan telah memberikan bantuan beras dan air bersih kepada para korban. Rencananya, pemerintah juga akan memberi bantuan untuk perbaikan rumah korban. Berkaitan dengan kondisi curah hujan yang masih cukup tinggi akhir-akhir ini, Wakil Bupati Ngawi Budi Sulistiono kemarin juga mengingatkan, status waspada banjir di wilayahnya masih tetap diberlakukan. (APA) Post Date : 03 Maret 2008 |