TULUNGAGUNG - Hujan deras yang mengguyur sebagian Tulungagung kemarin (11/04), mengakibatkan dua desa terendam air. Yakni di Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban; dan Desa Serut, Kecamatan Boyolangu.
Di Demuk, sekitar 30 rumah warga di Dusun Kasrepan, terendam air. Sebagian warga mengungsi ke tempat yang aman karena ketinggian air mencapai sekitar 1,5 meter.
Tak hanya itu. Musibah yang terjadi sejak pukul 24.00 juga mengakibatkan sekitar 500 kepala keluarga (KK) nyaris terisolir. Pasalnya, satu-satunya akses jalan menuju desa tersebut terendam air. Hingga berita ini ditulis sekitar pukul 17.00, sebagian warga masih berupaya menyelamatkan barang berharga.
Ketua BPD Desa Demuk Sutaji mengatakan, banjir yang melanda Dusun Kasrepan merupakan kali keempat. Terakhir, musibah serupa terjadi pada 2004 lalu. Menurut dia, banjir akibat dari minimnya saluran pembuangan air hujan. Selain itu, secara geografis, posisi Desa Demuk lebih rendah dibanding 11 di Kecamatan Pucanglaban. Sehingga, saat hujan Dusun Kasrepan seolah-olah menjadi penampungan air dari beberapa desa.
"Kebanyakan air kiriman dari Desa Sumberdadap, Kecamatan Pucanglaban; dan Desa Pangggungduwet, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar," kata pria usia 43 tahun itu.
Dia melanjutkan, banjir kali ini termasuk terbesar setelah 2004. "Warga panik. Pasalnya, sekitar pukul 04.00 dini hari kemarin, luapan air sempat menutupi badan jalan," papar pria berjambang ini.
Warga Dusun Kasrepan lain bernama Miftahul Huda menambahkan, genangan air lamban surut. Itu karena minimnya saluran pembuangan.
Hal senada diungkapkan Muhamad Kahfi, 29, juga warga Desa Demuk. Sebagian warga panik karena air terus meninggi. "Saat air mulai memasuki rumah, kami berupaya memindahkan beberapa barang ke tempat yang lebih aman. Selanjutnya, kami membunyikan pentungan untuk memberi peringatan kepada warga sekitar agar waspada," papar pria yang menjabat sekretaris PAC GP Ansor Pucanglaban ini.
Muhamad Kahfi menyesalkan sikap pemkab yang belum membantu warga. "Tak satu pun pejabat menenggok kami, apalagi memberi bantuan?" keluhnya.
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur sebagian Kota Tulungagung juga mengakibatkan banjir di RT 02/04 Desa Serut, Kecamatan Boyolangu. Meski tidak separah Dusun Kasrepan, namun musibah juga mengakibatkan aktivitas sebagian warga lumpuh.
Sinto, 50, ketua RT 02/RW 04 Desa Serut, mengatakan, banjir merupakan kali kelima sejak datangnya musim penghujan. Kondisi itu akibat minimnya saluran irigasi. "Sebenarnya, tidak perlu banjir jika saluran irigasi tidak terlalu kecil," katanya. (tri/her)
Post Date : 12 April 2010
|