|
BANJIR yang terjadi di sejumlah daerah mulai mengganggu aktivitas warga. Di Samarinda, Kalimantan Timur, banjir membuat umat kristiani memindahkan tempat misa karena sejumlah gereja terendam air setinggi 70 sentimeter sejak Rabu (24/12) malam. Proses misa yang seharusnya dilaksanakan pada malam Natal terpaksa dipindahkan di GOR Segiri, kemarin pagi. Gereja yang terendam adalah Gereja Santa Lukas yang berada di Jalan Ahmad Yani dan Gereja HKBP yang berada di Jl Hasan Basri. Keduanya berada di Kecamatan Samarinda Utara. Sejumlah jemaat bahkan ada yang tidak mengikuti perayaan Natal di gereja karena beberapa ruas jalan menuju tempat misa terendam air setinggi 1 meter. Banjir juga membuat landasan pacu dan halaman Bandara Temindung, Samarinda, terendam air. Namun, banjir tidak sampai mengganggu penerbangan yang melayani rute Kalimantan Timur bagian utara, seperti Malinau, Nunukan, Tarakan, dan Berau. Banjir yang melanda beberapa kawasan Samarinda itu diakibatkan meluapnya Waduk Benanga karena tingginya volume air di Sungai Mahakam dalam beberapa hari terakhir. Mantan Ketua Pansus Penanganan Banjir DPRD Samarinda Ruswan Yakub mengatakan hingga saat ini pemerintah kota belum melaksanakan rekomendasi penghentian izin kuasa pertambangan (KP) galian golongan C, penataan permukiman dan pemberian izin perumahan, serta penanganan kawasan hutan di hulu Sungai Mahakam. Pemberian izin KP masih berlangsung hingga saat ini. Pada tahun lalu izin KP yang dikeluarkan sebanyak 30 izin, sedangkan tahun ini malah meningkat jadi 45 izin. Di Muara Enim, Sumatra Selatan (Sumsel), banjir yang sudah terjadi selama lima hari di wilayah itu meluas. Dari 21 kecamatan yang ada, 16 kecamatan di antaranya (80%) terendam banjir akibat meluapnya Sungai Lematang dan Sungai Enim. Ketinggian air bervariasi, mulai 1 meter hingga lebih dari 3 meter. Wilayah terparah terkena banjir adalah Kecamatan Rambang Dangku dan Gunung Megang. Warga yang selama ini bertahan akhirnya memilih mengungsi. Sebagian warga memilih tinggal di dekat rel kereta api. Beberapa lainnya memilih tidur di pinggir jalan raya. Banjir juga membuat jalan lintas barat Sumatra yang menghubungkan Padang, Sumatra Barat, dengan Bengkulu terputus. Hujan yang mengguyur sejak Rabu siang hingga kemarin pagi membuat Sungai Batang Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, meluap dan menggenangi jalan lintas barat Sumatra. "Jalan terputus karena kendaraan tidak berani melintasi genangan air yang melebihi 1 meter," kata Kepala Bagian Humas Pesisir Selatan Sabrul Bayang. Air mulai naik sekitar pukul 00.00 WIB dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter di jalan raya. Akibatnya, ratusan kendaraan terjebak tidak bisa lewat. Arus transportasi baru lancar sekitar pukul 08.00 WIB atau delapan jam kemudian. Banjir juga membuat jalan di jalur Beureunuen, Pidie-Meulaboh, Aceh Barat, longsor. Kendaraan yang melintas di jalur itu harus menunggu selesainya pembersihan. Jalur tersebut menghubungkan Banda Aceh dengan Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya. (NJ/HR/MR/VI/X-10) Post Date : 26 Desember 2008 |