|
BANDUNG – Sedikitnya 150 keluarga di Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, yang rumahnya terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum, hingga kemarin masih bertahan di rumah mereka. Para korban banjir menolak mengungsi meski ketinggian air masih berkisar 1,5 meter. Warga yang bertahan tersebut menjalani aktivitas keseharian di lantai dua,mulai dari tidur, mandi, mencuci, hingga memasak. Untuk keluarmasuk kampung, warga bergantian menggunakan perahu kecil. Ketua RW 20 Kampung Cieunteung, Jaja, mengatakan, warga nekat bertahan dengan harapan banjir segera surut. ”Namun, melihat kondisi cuaca terakhir, sangat mungkin banjir malah akan meluas,” prediksinya. Jaja termasuk yang bertahan di Cieunteung bersama anggota keluarganya. Jika 150 keluarga masih bertahan di loteng rumah, sebanyak 46 keluarga warga Cieunteung sejak Minggu (25/12) malam memilih mengungsi ke GOR Kelurahan Baleendah. Tempat pengungsian ini disediakan Pemkab Bandung untuk menampung para korban banjir. Bukan hanya Cieunteung yang terkepung air,hujan deras yang mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya juga mengakibatkan ratusan rumah di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah terendam air. Banjir memutuskan jalur Jalan Dayeuhkolot-Baleendah. Warga yang menggunakan kendaraan terpaksa memutar arah memanfaatkan jalan lain menuju Dayeuhkolot maupun sebaliknya ke Baleendah. Banjir di Riau Banjir juga terjadi di Kecamatan Kampar Kiri, Riau. Hingga dini hari kemarin 11 desa telah terendam. ”Air mulai meninggi sejak pukul 03.00 dini hari,merendam lagi empat desa yakni Kelurahan Lipat Kain, Sungai Geringging, Sungai Paku,dan Lipat Kain Utara, dari sebelumnya tiga desa,” ungkap Camat Kampar Kiri, Febrinaldi,kemarin. Menurut dia, ribuan rumah juga kebun sawit dan karet terendam. Adapun akses jalan desa pun terendam sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. iwa ahmad sugriwa/ant Post Date : 28 Desember 2011 |