|
SUMEDANG, (PR).Lebih kurang 172 rumah yang biasa dihuni sekira 750 jiwa di lingkungan RT 01 sampai dengan RT 04, RW 07, Dusun Nanjungjaya, Desa/Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Kamis (5/1) malam, dilanda banjir dengan kedalaman bervariasi puluhan sentimeter hingga satu meter lebih. Banjir yang sempat membuat kalang kabut serta berdampak menyusahkan warga empat rukun tetangga (RT) dalam satu kawasan permukiman penduduk tersebut, terjadi akibat meluapnya air dari sungai Cipelang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kecuali, Ehan (12) mengalami luka sayat dan mendapat tujuh jahitan pada bagian betisnya. Betis anak tersebut, tersayat golok saat dia tengah menyelamatkan diri dari genangan air di dalam rumahnya. Banjir yang sempat menggenangi ratusan rumah warga selama lebih kurang lima jam, juga menyeret sejumlah ternak unggas milik penduduk. Air luapan sungai, juga sempat merendam dan merusak berbagai jenis barang elektronik milik warga. Menurut sejumlah warga, banjir yang melanda perkampungan merupakan banjir langganan. Pasalnya, hampir setiap musim hujan, pemukiman penduduk di empat RT tadi, dilanda banjir. "Seingat saya, banjir langganan yang setiap musim hujan melanda kampung ini, mulai terjadi sejak tahun 1982. Penyebabnya, itu itu juga. Karena air sungai Cipelang meluap," ujar Ma Abung (63), salah seorang korban banjir. Untuk mengatasi banjir langganan ke kampung tersebut, pemdes dan masyarakat Desa Ujungjaya, khususnya warga kampung Nanjungjaya, secara swadaya, sejak beberapa tahun lalu sudah berupaya membuat tanggul penahan luapan air. Namun, tanggul berupa tumpukan tanah serta karung berisi pasir yang dibuat memanjang pada titik luapan air di tepian sungai Cipelang, sering masih bisa dilampaui tingginya luapan air sungai. "Pada musim hujan tahun kemarin saja, dari Januari sampai bulan April 2005, kampung ini kena banjir seperti yang terjadi tadi malam sampai empat kali," tutur Ny. Uum (41) diamini Ny. Dedah (34), yang tengah membersihkan lumpur sisa genangan air di teras dan halaman rumahnya. Menanggapi peristiwa itu, Sekda Sumedang, Atje Arifin A., S.H., S.Ip., usai menjenguk korban banjir di kampung tersebut menyatakan, pihaknya merencanakan langkah penanggulangan jangka pendek dan beberapa alternatif penanggulangan untuk jangka panjang. "PemkabSumedang, akan mencoba dulu dengan menambah ketinggian tanggul penahan luapan air Sungai Cipelang. Pak Bupati juga sudah menyetujui untuk membantu anggarannya, lebih kurang Rp 70 juta dari pos bantuan bencana alam APBD Sumedang 2006. Selain itu, untuk membantu menghambat aliran air dari hulunya, ke depan kita coba membuat bendungan-bendungan kecil di bagian hulu sungai Cipelang," ujarnya. Dia menambahkan, idealnya, ancaman banjir langganan melanda kampung tersebut ditanggulangi dengan cara mengeruk atau memperdalam sungai serta pelebaran badan sungai. Namun, karena upaya itu dipastikan akan memakan biaya cukup tinggi, sementara ini Pemkab Sumedang baru akan mencoba menanganinya dengan rencana penanggulangan jangka pendek .(A-91) Post Date : 07 Januari 2006 |