|
MADIUN (SINDO) – Bencana banjir mulai mengancam. Musim penghujan tahun ini wilayah Kecamatan/Kabupaten Madiun terendam banjir kiriman dari lereng Gunung Wilis. Sementara luapan sungai di Kwadungan,Ngawi, mengakibatkan sebuah jembatan tergenang, arus transportasi menuju Kwadungan dan sebaliknya terputus.Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir itu, namun kerugian yang dialami warga mencapai jutaan rupiah. Di wilayah Kabupaten Madiun banjir mulai datang sekitar pukul 07.00 WIB. Air kiriman dari atas lereng Gunung Wilis mengalir dengan deras melewati Sungai Avur Blibis,Sungai Jeroan,dan Sungai Madiun. Banjir kiriman dari lereng Gunung Wilis itu selain menggenangi rumahrumah warga, juga mengakibatkan jalan penghubung antara Madiun-Caruban terputus karena terendam banjir. Banjir juga mengakibatkan puluhan hektare sawah tergenang. Akibatnya,terancam gagal panen. Menurut Sudarti,43,warga Desa Sendangrejo,Kecamatan Madiun, setiap kali musim hujan datang, daerah Sendangrejo dan sekitarnya selalu digenangi banjir yang berasal dari lereng Gunung Wilis. ”Daerah ini selalu jadi langganan banjir,”ujarnya kepada SINDO kemarin. Menurut Sekretaris Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemkab Madiun Agus Budi Wahyono, banjir yang melanda wilayah Kabupaten Madiun terjadi karena tidak ada lagi daerah resapan air di lereng Gunung Wilis. Hutan gundul dan rusak. ”Kalau di atas lereng Gunung Wilis hujan deras selama beberapa jam, bisa dipastikan di Kabupaten Madiun akan banjir,” ungkapnya. Untuk menanggulangi bencana alam di wilayah Kabupaten Madiun, pihak Satlak PBA menyiapkan 10 perahu karet, 7 unit tenda pengungsi, peralatan dapur, dan petugas Satlak di masing-masing desa di 15 wilayah kecamatan. Selain itu, petugas Unit Reaksi Cepat (URC) juga disiagakan agar sewaktu- waktu bisa melakukan upaya pertolongan dan evakuasi terhadap korban. Sementara untuk mengantisipasi banjir,Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo di Bojonegoro melakukan pendataan door laat atau pintu tanggul Sungai Bengawan Solo.Karena ratusan door laat dinilai sudah tidak standar lagi dan mengancam wilayah kota jika diterjang banjir seperti tahun lalu. Pendataan dilakukan beberapa petugas BPSDA yang dibantu Satpol PP Pemkab Bojonegoro. Mereka mengukur lebar door laat yang jumlahnya mencapai 190 buah yang berada di sepanjang Desa Madyan,Kecamatan Dander, hingga Desa Banjarejo, Kecamatan Trucuk. (muhammad roqib/ nanang fahrudin) Post Date : 07 November 2008 |