Palu, Kompas - Luapan Sungai Poso yang menggenangi enam kecamatan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berangsur surut menyusul meredanya hujan Rabu dan Kamis (20/5). Tinggi genangan kini tinggal sekitar 70 sentimeter dari sekitar 1,5 meter selama tiga hari sebelumnya.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Poso Abdul Haris Rengga yang dihubungi di Poso, Kamis, warga sudah mulai membereskan rumah dan harta benda yang sempat terendam. Namun, tenda-tenda pengungsian masih terpasang untuk mengantisipasi banjir susulan.
Luapan Sungai Poso berikut Danau Poso pada hari Minggu lalu merendam sedikitnya 803 rumah penduduk dan lima gedung sekolah dasar. Rumah yang dihuni sekitar 3.000 jiwa itu tersebar di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Poso Kota, Poso Kota Selatan, Poso Kota Utara, Pamona Barat, Pamona Utara, dan Pamona Selatan.
Banjir juga merendam sejumlah titik jalan provinsi dan kabupaten di Kecamatan Poso Utara dan Poso Selatan. Sebuah jembatan gantung sepanjang 100 meter di Kecamatan Pamona Selatan ambruk.
”Selain itu, ada puluhan hektar sawah gagal panen. Banjir juga merusak tanaman kakao, kelapa, dan jagung. Di Danau Poso dan di sepanjang Sungai Poso, masyarakat yang memelihara ikan dalam keramba merugi karena ikan mereka hanyut,” kata Haris.
Rugi Rp 330 miliar
Di Jawa Tengah, Dinas Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai Serang-Lusi-Juwana (Seluna) mencatat, kerugian akibat banjir ketiga sungai itu selama kurun Januari-Mei 2010 sebesar Rp 330 miliar. Kerugian itu berupa kerusakan lahan pertanian senilai Rp 13 miliar dan kerusakan infrastruktur sungai Rp 317 miliar.
Koordinator Banjir dan Kekeringan Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Seluna, Hadi Paryanto, Kamis, di Kudus, mengatakan, genangan air di lahan pertanian mengakibatkan padi puso dan persemaian rusak.
Adapun kerusakan infrastruktur sungai berupa jebolnya tanggul-tanggul dan pintu air. Dinas PSDA Wilayah Seluna telah memperbaiki sejumlah kerusakan. Lantaran dana terbatas, tidak semua kerusakan diperbaiki. Sisanya akan diperbaiki setelah mendapat kucuran dana lagi.
”Kami sedang berkoordinasi dengan Pemprov Jateng dan pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana perbaikan,” kata Hadi.
Di Grobogan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Grobogan mencatat, pada Januari-Mei 2010, padi yang tergenang seluas 5.976 hektar, jagung 251 hektar, persemaian 152 hektar, dan semangka 3 hektar. Dari luasan itu, padi yang puso 251 hektar, jagung 50 hektar, semangka 3 hektar, dan persemaian rusak 107 hektar.
Kepala Dinas Pertanian TPH Edy Sudaryanto melalui Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Dargo mengatakan, untuk padi dan persemaian saja kerugian diperkirakan hampir Rp 1 miliar.
Di Kudus, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Perhutanan Kabupaten Kudus Budi Santosa mengatakan, banjir pada Mei 2010 mengakibatkan 1.470 hektar tanaman padi berusia 25-85 hari tergenang. Padi di Kecamatan Mejobo, Jekulo, Undaan, Jati, dan Kaliwungu itu terancam puso jika genangan air tidak segera surut. (REN/HEN)
Post Date : 21 Mei 2010
|