Banjir Pasang Terjang Jakarta pada Malam Natal

Sumber:Koran Tempo - 14 Desember 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA -- Warga Ibu Kota, terutama yang bermukim di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, diminta mewaspadai terjadinya banjir pasang air laut (rob) yang akan terjadi pada akhir Desember ini. Jakarta Flood Team memprediksi banjir pasang akan terjadi pada 23-24 Desember nanti.

"Akan ada banjir lagi yang ketinggiannya 10 sentimeter lebih rendah dari banjir 26 November lalu," kata pemimpin Flood Hazard Mapping Component Jakarta Flood Project, JanJaap Brinkman, dalam konferensi pers di Hotel Nikko Jakarta kemarin.

Puncak banjir diprediksi pukul 09.24 WIB dan 10.00 WIB. Banjir akan mulai surut pada 25 Desember setelah pukul 10.36 WIB. Namun, dia tidak berani menjamin banjir kali ini tidak lebih parah ketimbang sebelumnya. "Kalau (pada tanggal itu) hujan, tak ada yang bisa memastikan (apa yang akan terjadi)," kata Brinkman.

Menurut dia, banjir menjelang malam Natal ini akan menyulitkan masyarakat karena berdekatan dengan hari libur dan dapat membanjiri jalan tol lagi. "Operator jalan tol harus mengantisipasi," ujar peneliti dari Delft Hydraulics itu.

Brinkman berpendapat banjir pasang tersebut bukan disebabkan oleh perubahan iklim. "Terjadi kebingungan di sini. Banyak yang bilang climate change, tapi sebenarnya bukan itu (penyebabnya)," kata Brinkman.

Alasannya, air pasang yang menyebabkan banjir itu terjadi dalam periode 20 tahun sekali dan akan terjadi lagi pada 2025. Di sisi lain, permukaan tanah Jakarta terus turun. "Jakarta turun tapi (gelombang) pasangnya naik," ujarnya.

Ketika banjir pada 26 November lalu, ketinggian air pasang mencapai 220 sentimeter, lebih tinggi 30 sentimeter dari ketinggian tanggul. Kondisi ini pernah terjadi pada 1989, tapi tak membanjiri Jakarta. "Saat itu Jakarta lebih tinggi 50 sentimeter dari permukaan laut," tuturnya. Kini, 18 tahun kemudian, ketinggian Jakarta berkurang 40-60 cm akibat penurunan tanah.

Bila penurunan ini terus berlangsung hingga 20 tahun mendatang, Jakarta akan tenggelam pada 2025. Kala itu ketinggian air laut akibat pasang dan perubahan iklim mencapai 225 sentimeter.

"Akan menyebabkan masalah yang besar. Jika ada badai dan Indonesia tak melakukan apa pun, ketinggian air bisa 255 sentimeter," katanya. Penurunan tanah hingga 2025 diprediksi mencapai 50 cm.

Sebenarnya pada Juli lalu pihaknya telah mengingatkan pemerintah soal bakal terjadinya banjir 29 Oktober, 26 November, dan Desember. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan. Menurut penelitian Jakarta Flood Team, yang merupakan bagian dari kerja sama Indonesia-Belanda, banjir rob juga akan terjadi pada 4 Juni 2008.

Menurut Brinkman, pembangunan Deep Tunnel Purposes tak akan menyelesaikan banjir di Jakarta. "Ada cara yang lebih mudah dan murah," kata dia. Cara itu adalah menyelesaikan dan mengembangkan Kanal Banjir Timur dan Barat yang diikuti dengan peningkatan kapasitas Sungai Cipinang dan Sunter.

Selain itu, mengoptimalkan pintu air Manggarai dan menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Kanal Banjir Timur dan Barat. "Kalau dilakukan, kemungkinan terjadinya banjir berkurang tidak lagi dua atau lima tahun sekali," ujar Brinkman.

Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Iwan Nursyirwan Diar menjanjikan penyelesaian Kanal Banjir Timur pada akhir 2008. "Masih ada beberapa tempat yang perlu dibebaskan," ujar Iwan. Di antaranya melebarkan Kali Bekasi yang menampung dua sungai, yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi. RIEKA RAHADIANA



Post Date : 14 Desember 2007