|
Cirebon, Kompas - Banjir yang melanda empat desa di Kabupaten Cirebon, Minggu (20/1), mulai surut. Namun, banjir menyisakan petaka, yakni robohnya enam rumah milik warga di Desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati. Warga terpaksa menumpang tidur di rumah saudara ataupun tetangga sepulang mengungsi. Banjir yang terjadi sejak Jumat (18/1) malam melanda Desa Wanakaya, Astana, dan Kalisapu di Kecamatan Gunungjati dan Desa Grogol di Kecamatan Kapetakan. Pada Sabtu lalu, ketinggian air telah mencapai dada orang dewasa. Banjir menggenangi 5.000 rumah. Akibatnya, 900 kepala keluarga mengungsi. Kepala Desa Wanakaya Abdul Majid, Minggu (20/1), menyatakan, ada enam rumah roboh di desanya, yakni rumah Sukarno (36), Jumari (35), Asih (35), Sukadi (60), Maryadi (51), dan Kasni (70). Rumah mereka memang sudah tua, jadi rapuh, apalagi terendam air selama tiga hari, tuturnya. Menurut Majid, banjir yang terjadi merupakan banjir terbesar dalam lima tahun terakhir. Minggu (20/1), banjir mulai surut. Namun, sebagian rumah warga masih tergenang, antara lain di RW 2 dan RW 1 Desa Wanakaya, Kecamatan Gunungjati. Air di tempat tersebut masih setinggi 20 cm. Sebelumnya, air di daerah ini sepinggang orang dewasa. Warga yang sebelumnya mengungsi sudah kembali dan mulai membersihkan rumah. Namun, aktivitas ekonomi warga belum pulih karena sebagian besar sawah masih tergenang. Para pedagang masih menutup warung karena barang dagangannya rusak. Pos kesehatan, dapur umum, dan posko pemantau masih disiagakan untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan. Curah hujan tinggi Kepala BMG Klas I Bandung Hendri Surbakti, Minggu (20/1) di Bandung, meminta masyarakat mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor. Curah hujan di wilayah pantai utara dan selatan Jawa Barat diperkirakan tetap tinggi hingga Februari 2008, sekitar 300-400 milimeter per bulan. Angin monsun yang menyebabkan pergantian musim di Indonesia membawa banyak uap air sehingga curah hujan tinggi. Penduduk pantura, demikian Surbakti, perlu waspada karena tingginya curah hujan berpotensi meluapkan air sungai. Ditambah lagi dengan air pasang di laut. Wilayah Cirebon dan Indramayu adalah paling rawan. Di wilayah selatan yang topografinya didominasi pegunungan dan tanah rapuh, curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan tanah longsor, terutama di Kabupaten Ciamis. Pengamat Meteorologi dari Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi, menyarankan agar masyarakat pantura Jabar menghentikan aktivitas di sekitar pantai. (NIT/CHE) Post Date : 21 Januari 2008 |