|
Jakarta, Kompas - Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Senin (17/1) mengakibatkan beberapa sungai meluap dan membanjiri jalan serta rumah warga. Di Kampung Melayu, puluhan keluarga mulai mengungsi ke halaman Sekolah Menengah Pertama Santa Maria sambil membawa barang-barang seadanya. Hujan juga menimbulkan genangan di banyak ruas jalan, baik jalan protokol maupun jalan lingkungan. Banjir akibat hujan deras juga menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah di lima wilayah DKI Jakarta. Warga mengeluh karena waktu perjalanan mereka rata- rata menjadi tiga kali lebih lama dari biasanya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan Jakarta dalam keadaan siaga III banjir, bahkan bersiap ke siaga II jika hujan terus mengguyur, terutama dari kawasan hulu sungai dan sekitarnya. Banjir dan genangan air ditemukan di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Bekasi, dan Tangerang. Ketinggian genangan air dari permukaan tanah antara 15 sentimeter (cm) sampai dua meter. Ketinggian air antara 40 cm hingga dua meter terjadi di tujuh rukun warga (RW) Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, akibat meluapnya Kali Ciliwung. Sebagian warga memang tinggal di bantaran kali yang rawan banjir sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi. Ketua RW 02 Kampung Melayu Awang Sanwani mengatakan, pengungsi diperkirakan akan bertambah banyak mengingat ketinggian air di Pintu Air Depok serta Manggarai terus naik. "Kami sudah biasa kebanjiran dan mengungsi setiap tahun," katanya. Banjir juga melanda permukiman warga di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Cipinang Besar Selatan, Pondok Bambu, Cipinang Melayu, dan Cipinang Muara, Jakarta Timur, hingga ketinggian satu meter akibat meluapnya Kali Sunter. Bahkan, perumahan elite Cipinang Indah pun tidak luput dari genangan air. Menurut warga RT 09 RW 03 Kelurahan Pondok Bambu, permukaan Kali Sunter mulai naik sejak Senin dan surut lagi. Selasa siang, air kembali naik dan terus pasang hingga meluber ke jalan dan masuk ke rumah warga. Di Jakarta Pusat, banjir melanda lima RW di Petamburan, Tanah Abang. Berdasarkan data telemetri posko banjir Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (PIPWSCC) Departemen Pekerjaan Umum, hingga pukul 21.00 ketinggian air di Katulampa 1,26 meter, Pintu Air Depok masih tiga meter, Sugutamu 4,4 meter, MT Haryono 4,5 meter, dan Manggarai 7,8 meter di atas permukaan laut. "Selama beberapa hari ini saya baru sekali ini melihat tinggi air di Depok sampai 3 meter. Ini bahaya," kata Tommy, petugas posko. Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanganan Banjir dan Pengungsi DKI Jakarta yang juga Kepala Dinas Ketenteraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat DKI Jakarta Soebagio mengatakan, jika sampai Rabu curah hujan di Bogor, Depok, dan Jakarta tetap tinggi, banjir akan meluas. "Ini mencemaskan. Kalau begini terus, Jakarta bisa siaga II," katanya. Dari Tangerang dilaporkan, hujan menyebabkan genangan air di ruas Jalan Gatot Subroto yang ada di dekat Cibodas mencapai ketinggian 50 cm. Selasa, Sungai Sambi yang melintas di daerah itu tiba-tiba meluap. Jalan hanya dapat dilalui bus dan truk. Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kota Tangerang Heryanto mengatakan, daerah rawan banjir lainnya antara lain Kompleks Perumahan Total Persada di Kecamatan Priuk serta Perumahan Ciledug Indah I dan Ciledug Indah II di Kecamatan Ciledug. Debit air Sungai Cisadane terus naik hingga kemarin. Di Bekasi, genangan di underpass Pasar Baru menyebabkan kemacetan panjang karena warga harus mencari jalan alternatif. Air dari Kali Bekasi meluap ke jalan itu. Tercatat 34 kelurahan masih rawan genangan air saat hujan turun. Ancaman banjir di Kabupaten Bekasi antara lain di Muara Gembong, Babelan, Tarumajaya, dan Tambelang. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi dan Geofisika Dr Mezak A Ratag menjelaskan bahwa puncak musim hujan memang diperkirakan berlangsung dalam dua minggu ke depan. Namun, jika dibandingkan dengan curah hujan normal rata-rata pada Desember, Januari, dan Februari, curah hujan tahun ini masih di bawah normal. "Kalau pada bulan-bulan tersebut rata-rata curah hujan 250-300 mm, maka curah hujan di Jawa pada bulan Desember 2004 berkurang 10-15 persen. Bulan Januari 2005 juga diprakirakan akan berkurang 10-15 persen, sedangkan di Indonesia bagian timur bisa lebih sedikit lagi," kata Mezak. Curah hujan rata-rata tahun ini di bawah normal karena ada aktivitas El Nino meskipun lemah. Aktivitas tersebut diperkirakan berhenti bulan April- Mei sehingga kemarau mendatang diperkirakan normal. Banjir yang kini melanda kawasan Sumatera dan Kalimantan, menurut Mezak, merupakan dampak dari Indian Ocean Dipole Mode, yaitu adanya air lebih hangat di Samudra Hindia di pantai barat Sumatera. Inilah yang kemudian menyuplai hujan di Sumatera dan Kalimantan. Sementara hujan di daerah Jawa Timur yang juga meningkat intensitasnya lebih disebabkan fenomena siklon tropis yang muncul di pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Posko pengungsian Sekretaris Satkorlak Penanganan Banjir dan Pengungsi DKI Soebagio menyebutkan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh kepala posko pengungsian yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta untuk bersiaga. Demikian juga warga yang tinggal di sekitar 78 titik (daerah) rawan banjir untuk menyiapkan diri jika setiap saat banjir datang. Posko pengungsian di Jakarta Utara telah disiapkan di 156 titik di 29 kelurahan, Jakarta Pusat disediakan 41 penampungan di 32 kelurahan, Jakarta Barat terdapat 66 penampungan di 25 kelurahan, Jakarta Selatan 46 penampungan di 25 kelurahan, dan Jakarta Timur 14 penampungan di 12 kelurahan. Selain tempat penampungan, disiapkan pula pos kesehatan di 217 lokasi rawan banjir, 94 dokter, 434 petugas paramedis, 68 mobil ambulans, serta 669 tenaga sukarela yang berada di bawah kendali Dinas Kesehatan. Untuk menangani korban banjir, puskesmas kelurahan, puskesmas kecamatan, serta rumah sakit umum daerah dan rumah sakit swasta juga disiapkan. Disiapkan pula, 256 perahu karet, 244 truk, 198 mobil bak terbuka, 4 helikopter, 162 tenda peleton, 242 dapur umum, 109 mobil tangki air minum, dan 40.630 personel bantuan di wilayah Jakarta. Tersendat Sementara itu, banjir hingga kemarin terus melanda puluhan desa di Sumatera Selatan (Sumsel) dan Lampung. Di Sumsel, banjir di Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, sudah mulai surut, tetapi banjir telah mengakibatkan ratusan hektar tanaman padi hancur. Dilaporkan, distribusi barang melalu jalur darat dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya tersendat akibat kerusakan jalan, longsor, dan banjir selama satu pekan ini. Gangguan di sejumlah titik di tiga jalan lintas Sumatera itu menghambat truk-truk ekspedisi yang mengangkut barang. (IVV/NES/NWO/PIN/ELN/IAM/ECA/JOS/MUL) Post Date : 19 Januari 2005 |