Banjir Menyurut, Warga Dihantui Penyakit ISPA

Sumber:Pikiran Rakyat - 08 Februari 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
INDRAMAYU, (PR).-Genangan air di beberapa wilayah di Pantura Jawa Barat sudah surut. Namun, dampak dari musibah banjir tersebut sudah menghadang seperti jalan rusak, tanggul jebol, rumah warga rusak, serta panyakit gatal-gatal, batuk dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), yang menyerang para korban banjir.

Di Indramayu, akibat hujan dan banjir, jalur utama pantura mengalami rusak berat. Lubang, aspal mengelupas, dan jalan bergelombang terjadi di sepanjang 60 km dari Kec. Sukra di perbatasan Indramayu-Subang sampai Kertasemaya perbatasan Indramayu-Cirebon.

Selain badan jalan, bahu jalan juga mengalami kerusakan. Terdapat ratusan titik di mana bahu jalan ambrol hingga menutupi drainase di sisi kiri maupun kanan jalan.

Dari pemantauan "PR", Rabu (7/2), kerusakan terjadi merata. Terdapat ribuan lubang, baik dari mulai diameter 20 sampai 50 cm, dengan kedalaman 1 sampai 5 cm.

Ruas jalan terparah terlihat di jalur utama Kec. Losarang. Kerusakan mulai dari Desa Jangga hingga perbatasan dengan Kec. Lohbener. Sampai Rabu kemarin, di sejumlah titik masih terdapat genangan air.

Rusaknya bahu jalan menjadikan arus lalu lintas mengalami keterlambatan. Sering terjadi antrean kendaraan, baik ke arah Jakarta maupun ke arah Cirebon.

Kendaraan tidak berani melintas dengan kecepatan tinggi. Rata-rata pengguna jalan mengaku memperlambat kecepatan untuk menghindari kecelakaan maupun kerusakan mesin.

"Dari Lohbener ke Sukra yang biasanya 45 menit, sekarang bisa sampai 1 jam. Malah kalau ada antrean bisa lebih," ujar Amsori (43), warga Kec. Anjatan.

Kerusakan jalan juga dikeluhkan sopir angkutan umum seperti bus dan elf. Dituturkan, bila jalan rusak, mobilitasnya berkurang sehingga berpengaruh terhadap pendapatan.

"Biasanya dari Patrol-Sindang sehari bisa sampai 5 sampai 6 kali bolak-balik, sekarang paling 4 kali," ujar Ratam (39), sopir elf.

Selain jalur utama pantura, guyuran hujan dan banjir juga merusak jalan-jalan kabupaten. Data di PU Bina Marga, hasil inventarisasi kerusakan jalan mencapai 49 km.

"Laporan sementara, jalan kabupaten yang rusak sepanjang 49 km. Ini bisa tambah panjang mengingat lainnya belum dilaporkan. Kerusakan terparah di kecamatan yang terendam banjir seperti Anjatan, Patrol, dan Sukra," tutur Plh. Kepala PU Bina Marga setempat, Ir. Suwenda. "Akibat kerusakan, kami rugi mencapai Rp 1,15 miliar. Bina Marga sedang berupaya melakukan perbaikan sementara," ujar Suwenda.

Ratusan miliar

Di Karawang, kerugian materi akibat bencana banjir diperkirakan mencapai Rp 278,6 miliar. Angka tersebut diperoleh dari akumulasi kerusakan tempat tinggal warga, areal sawah, dan tambak ikan. Sedangkan, kerusakan jalan dan tanggul yang tergerus banjir hingga kini angka kerugiannya belum dihitung.

Demikian dikatakan Kabag Humas Setda Karawang, Banuara Nadeak, ketika ditemui di lokasi banjir di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kec. Batujaya, Rabu (7/2). "Kerugian yang diderita warga akibat rumahnya tergenang banjir berkisar Rp 255,5 miliar. Sementara kerugian petani yang sawahnya terendam mencapai Rp 1,7 miliar, dan kerugian petani tambak sekira Rp 21,4 miliar," ujar Banuara.

Namun, perkiraan itu dibantah oleh Koordinator Satlak PBA, H.M.W. Halim. Menurut dia, hingga saat ini kerugian akibat banjir di Karawang belum dihitung. Sebab, semua pihak masih berkonsentrasi untuk memberikan bantuan kepada korban banjir.

"Kami belum menghitung kerugian. Yang kami pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar semua korban banjir selamat dan bisa mendapatkan bahan pangan serta kesehatan," ujar Halim.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan "PR", banjir di Kab. Karawang hingga Rabu (7/2) masih terlihat menggenangi sejumlah desa di Kec. Batujaya, Tirtajaya, dan Pakisjaya. Bahkan di Dusun Teluk Ampel 1 dan Dusun Tangkil Desa Kuta Empel Kec. Batujaya, ketinggian air masih mencapai dada orang dewasa.

Hingga kemarin siang, evakuasi warga dari dusun itu masih terus berlangsung. Secara berkelompok, mereka dibawa ke tempat yang lebih aman dengan menggunakan perahu karet. Sementara warga yang belum berhasil dievakuasi masih bertahan di atas gili-gili (tanggul-rRed.) Sungai Citarum.

Gatal-gatal

Dari pangamatan "PR" di sejumlah lokasi, warga korban banjir saat ini mulai terserang penyakit gatal-gatal, batuk, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Mereka secara bergiliran berobat ke pos-pos kesehatan yang disediakan pemkab setempat.

Kondisi seperti itu terlihat di Desa Parungsari dan Karangligar Kec. Telukjambe Barat. Warga korban banjir di desa tersebut kesulitan memperoleh obat. Padahal, setelah banjir surut, berbagai penyakit mulai di rasakan warga. "Penanganan pascabanjir di daerah kami kurang optimal. Lihat saja, warga masih kekurangan air bersih dan obat-obatan," ujar Asep Saefullah warga Dusun Pangasinan, Desa Karangligar.

Menurut dia, setelah banjir surut, warga di desanya memang banyak menerima bantuan dari para dermawan. Namun bantuan tersebut kebanyakan berupa logistik yang bisa habis dalam sekejap.

Sementara, kebutuhan perawatan kesehatan kurang mendapat perhatian. Padahal, banyak warga yang mengeluh menderita gatal, batuk, dan ISPA.

Bersih-bersih

Satu peleton petugas pengendalian masyarakat (Dalmas) Polres Subang dan anggota Polsek Pamanukan bersama para tukang ojek dan abang becak, Rabu (7/2) dikerahkan membersihkan kolong fly over (jembatan layang) di Pamanukan, Kabupaten Subang. Lokasi ini sebelumnya digunakan sebagai lokasi pengungsian korban banjir. Aksi bersih-bersih yang juga dilakukan di seputar lokasi Kota Pamanukan dilakukan menyusul mulai surutnya banjir yang merendam sejak beberapa hari terakhir.

Kapolres Subang, AKBP H. Hery Subiansauri, S.H., M.H., M.Si. mengatakan, pascabencana banjir biasanya diikuti kemunculan berbagai penyakit akibat lingkungan yang menjadi kotor karena sampah yang menumpuk terbawa banjir. "Jadi, kegiatan bersih-bersih ini kami laksanakan dalam rangka mengurangi kemungkinan risiko penyebaran penyakit lewat pembersihan sampah-sampah yang menumpuk," ujarnya.

Dari pemantauan "PR", hingga Rabu (7/2) banjir yang sebelumnya menggenangi 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Subang masing-masing Kecamatan Pamanukan, Legon Kulon, Pusakanegara, Blanakan, Compreng, Ciasem, Binong, dan Kecamatan Cipunagara mulai surut. Areal pertanian di berbagai kawasan itu yang sebelumnya terendam dan berubah bak lautan mulai nampak tanaman padi milik para petani akibat air yang surut.

Sementara di sejumlah lokasi permukiman yang sebelumnya terendam, warga terlihat mulai membersihkan rumah dan fasilitas umum dari lumpur yang menebal. (A-93/A-96/A-106/A-125)/b>



Post Date : 08 Februari 2007