|
NGAWI (SINDO) Luapan air Sungai Bengawan Solo yang terus mengganas menjadikan sejumlah wilayah sepanjang bantaran sungai yang membelah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) itu tenggelam. Salah satu daerah terparah yang terendam banjir yakni Kabupaten Ngawi. Berdasarkan pantauan SINDO, sebelas kecamatan di Kabupaten Ngawi terendam banjir, yaitu Kwadungan, Geneng, Paron,Widodaren, Karanganyar, Mantingan, Pitu,Pangkur, Padas,Kedunggalar, dan Kota Ngawi. Banjir menyebabkan lumpuhnya aktivitas di Kota Ngawi sejak pukul 05.00 WIB hingga kemarin sore. Hal ini disebabkan jalur utama NgawiMadiun, NgawiCaruban, Ngawi- Sragen (Jateng), dan NgawiBojonegoro terputus akibat diterjang banjir. Di jalur utama NgawiMadiun, air setinggi 23 meter menggenangi jalan sepanjang 2 km. Akibatnya, kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melewati jalur utama tersebut. Akses menuju Kota Ngawi hanya bisa melalui jalur-jalur alternatif atau menggunakan perahu karet. Akibatnya, aktivitas warga yang hendak masuk dan keluar wilayah Kota Ngawi lumpuh. Pemkab Ngawi hingga kemarin masih bekerja keras untuk mengevakuasi warga yang berada di lokasilokasi banjir. Genangan air paling dalam menerjang Kecamatan Geneng dan Kecamatan Kwadungan. Di Geneng sedikitnya tujuh desa terendam banjir, yakni Klampisan, Kasreman, Sidaryo, Kresikan, Dempel, Karsoharjo, dan Klitik. Sedangkan di wilayah Kecamatan Kwadungan terdapat 13 desa yang terendam, di antaranya Tirak, Dukuh, Dinden, Wage, Genyol, Siren, Dongol, dan Kendung. Ratusan rumah penduduk yang berada di Kecamatan Geneng dan Kwadungan terendam banjir hingga setinggi atap. Rumah-rumah warga di Desa Dempel, Kresikan, dan Klitik sejak pagi tadi terendam banjir sampai atap. Banjir ini memang paling besar dari sebelumnya, ujar Komari, 43, warga Desa Siren, kemarin. Sebagian besar warga di Kecamatan Geneng dan Kwadungan masih terisolasi serta terjebak di tengah kepungan banjir. Hingga pukul 15.30 WIB kemarin, Tim Satlak Pemkab Ngawi dibantu personel TNI AL, Paskhas TNI AU, dan sukarelawan berusaha mengevakuasi dan menyelamatkan warga yang masih bertahan di lokasi banjir. Sebanyak 350 warga, baik orangtua maupun anak-anak dievakuasi dan diungsikan di Kantor Kecamatan Geneng dan Kwadungan. Camat Geneng Joko Santoso menuturkan, ratusan warga di wilayah Kecamatan Geneng masih terjebak banjir dan menunggu pertolongan. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan menaiki atap rumah dan tempattempat yang aman dari terjangan banjir. Warga mengira banjir tidak seperti ini sehingga mereka tetap bertahan di rumahnya. Namun setelah banjir datang begitu besar, mereka terjebak di sana dan tidak bisa keluar, ujarnya kepada SINDO kemarin. Wakil Bupati Ngawi Budi Sulistiyono mengatakan, pihaknya memprioritaskan penyelamatan terhadap warga di lokasi banjir. Selain itu, juga mengupayakan bantuan bahan makanan dan obat-obatan bagi warga yang berada di pengungsian. Banjir kali ini paling parah dan merata di seluruh wilayah Ngawi. Oleh karena itu, saya telah memerintahkan kepada seluruh camat dan lurah untuk selalu waspada dan memprioritaskan penyelamatan warga yang menjadi korban banjir, ujarnya kepada SINDO kemarin. Sementara itu, berdasarkan data Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Bojonegoro, banjir telah menggenangi 50 desa di 13 kecamatan, yakni Kec Margomulyo, Ngraho,Padangan,Kasiman,Purwosari, Kalitidu, Malo, Trucuk, Dander, Bojonegoro Kota, Kapas, Balen, dan Kec Kanor. Air sepertinya masih terus naik, karena air itu kan kiriman dari selatan, kata Kasubdin Humas dan Informasi Kabupaten Bojonegoro Johny Nurhariyanto, kemarin. Menurut penuturan warga, air Sungai Bengawan Solo meluap sejak pukul 18.00 WIB Rabu (26/12) dan terus meninggi. Air terus naik dan mulai masuk rumah warga pukul 21.00 WIB .Warga sendiri ketakutan dan menyelamatkan barang-barangnya, ujar Anang Dwi Kuswanto, warga Desa Cengungklung, Kec Kalitidu, yang juga anggota Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) kecamatan setempat. Johny mengatakan, untuk sementara Pemkab telah menggelontorkan bantuan berupa beras 2,5 ton. Beras itu diperuntukkan bagi korban bencana di tiga kecamatan,yaitu Malo,Kalitidu, dan Padangan. Bantuan akan terus disalurkan sambil menunggu pendataan di Satlak PBP. Sementara itu, banjir di Solo Jateng mulai surut kemarin. Namun, sebagian wilayah masih tergenang air meski ketinggian air sudah tidak terlalu tinggi. Wilayah yang masih tergenang air yakni Kelurahan Joyotakan.Wilayah lain yang masih tergenang adalah sebagian Kelurahan Semanggi. Air surut pagi tadi. Saat ini yang tertinggal hanya lumpur dan sampah di mana-mana,jelas salah seorang warga, Andi Hermawanto, kemarin. Menurut Lurah Joyotakan Chairul Anwar, wilayah yang tergenang sudah berkurang. Meski begitu, warga belum sepenuhnya kembali ke rumah karena masih ada air yang menggenang. Sebagian warga masih di lokasi pengungsian. Memasuki hari kedua bencana banjir di Solo, para korban di Kel Joyotakan, Kec Serengan yang rumahnya masih terendam banjir, mulai diserang penyakit. Masyarakat mulai mengeluh merasakan mual, gatal-gatal, diare, hingga pusing-pusing. Beberapa pos kesehatan yang dibuka di sekitar lokasi bencana langsung diserbu masyarakat. Puluhan orang langsung memadati posko kesehatan begitu petugas melakukan persiapan-persiapan kecil. Mayoritas warga mengeluh gatal-gatal, nyeri-nyeri serta masuk angin. Sementara warga yang berusia lanjut rata-rata mengeluhkan penyakit rematik. (khusnul huda/sumarno/ muhammad roqib/nanang fahrudin/abdul rouf) Post Date : 28 Desember 2007 |