Banjir Mengancam Persawahan

Sumber:Kompas - 21 Desember 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Karawang, Kompas - Petani pemilik sawah di pesisir utara Kabupaten Karawang mencemaskan banjir yang datang hampir setiap tahun di daerahnya. Selain merusak tanaman padi, banjir juga mempercepat kerusakan jalan serta bangunan rumah yang terendam air.

Rapuhnya tanggul di sepanjang kali pembuang memperbesar potensi datangnya banjir. Upaya pengerukan endapan di muara-muara sungai juga terkendala tingginya laju sedimentasi.

"Meski baru dikeruk tahun 2005 lalu, muara-muara sungai serta kali pembuang di sekitar sini sudah dangkal lagi," ujar Abdul Rojak, Kepala Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Rabu (20/12).

Sawah dan tambak-tambak Desa Muara Baru merupakan sebagian wilayah yang terendam banjir akhir tahun lalu. Ketika itu, sebanyak sekitar 250 hektar dari 311 hektar sawah yang ada mengalami puso akibat terendam banjir. Selain itu, ratusan ton ikan dan udang di 150 hektar tambak juga lenyap.

"Tanggul di Sungai Cilamaya serta Kali Bawah sebagai saluran pembuang rentan jebol, apalagi jika kiriman air dari atas melimpah," ia menambahkan.

Dartam (60), petani penggarap di Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, mengatakan, sawah-sawah di sekitarnya sangat rentan kebanjiran. Dalam dua tahun terakhir, ia bahkan harus menanam ulang karena tanamannya rusak terendam air.

Situasi yang sama juga terjadi di desa-desa sekitarnya, seperti Desa Muara, Rawagempol Kulon, Sukajaya, serta sejumlah desa di pesisir utara Karawang. Tersumbatnya aliran akibat pendangkalan di muara dinilai menjadi penyebab utama banjir. Kondisi rutin

Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Karawang mencatat sebanyak 7.245 hektar sawah rusak karena banjir akhir pada tahun 2005 hingga awal tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak 5.264 hektar di antaranya ditanami ulang oleh petani pemilik sawah.

Areal sawah yang rusak itu antara lain berada di Kecamatan Tempuran (1.368 hektar), Tirtajaya (1.198 hektar), Cilamaya Wetan (954 hektar), dan Pedes (867 hektar). Sisanya berada di Kecamatan Pakisjaya, Cibuaya, Cilebar, Cilamaya Kulon, dan Telagasari.

"Daerah-daerah di pesisir utara memiliki karakteristik kekeringan saat kemarau dan kebanjiran saat musim hujan. Karenanya, daerah itu tidak diproyeksikan menghasilkan padi pada dua situasi ekstrem itu," ujar Didy Sarbini HS, Kepala Bidang Bina Produksi Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Karawang.

Selain di Karawang, sejumlah wilayah di pesisir utara Kabupaten Subang juga memiliki karakter yang sama. Akhir tahun lalu, banjir merendam ribuan hektar sawah di Kecamatan Pamanukan, Legon Kulon, Ciasem, serta Blanakan.

Tingginya debit air menyebabkan sejumlah tanggul di sungai-sungai utama jebol. Situasi tersebut diperparah dengan tingginya endapan di daerah muara. (MKN)



Post Date : 21 Desember 2006