Banjir Mendominasi Tiap Negara

Sumber:Media Indonesia - 20 Januari 2008
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA (Media): Sebuah penelitian menyebutkan sedikitnya 95 juta orang di seluruh dunia terkena dampak banjir yang terjadi pada 2000-2006. Bencana alam yang terjadi di muka bumi seperti banjir, badai, gelombang panas, dan kekeringan terus meningkat secara global. Kerugian yang ditanggung masyarakat pun makin tinggi.

Debarati Guha-Sapir, Direktur Catholic University of Louvain's Centre for Research on the Epidemiology of Disasters (CRED), dalam presentasinya di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, Jumat (18/1), mengatakan India dan China akan sering mengalami dampak bencana karena kedua negara itu tengah agresif membangun industri.

Dalam catatannya, Guha-Sapir mengklaim 16.517 orang di seluruh dunia meninggal dunia tahun lalu akibat bencana alam. Jumlah itu menurun jika dibandingkan dengan 2006. Bencana alam pada 2006 telah merenggut nyawa sedikitnya 21.342 orang.

Guha-Sapir pun menunjukkan beberapa negara yang memiliki kasus bencana alam paling besar di dunia, yakni Amerika Serikat sebanyak 22, China 20 kasus, dan India 18 kasus.

''Kita lihat saja China dan India di masa mendatang. Kedua negara itu akan menghadapi bencana yang lebih banyak lagi seiring dengan pembangunan industri mereka yang kian meningkat,'' jelasnya.

Hubungan bencana alam dengan tingkat industri yang tinggi, lanjut Guha-Sapir, pada kebanyakan kasus, industri yang dibangun sering kali mengabaikan aspek keselamatan lingkungan.

Polusi yang ditimbulkan oleh industri pun menjadi penyumbang emisi karbon di udara. Akibatnya, dampak pemanasan global pun semakin bertambah dan jumlah karbon yang dihasilkan juga meningkat.

Dari sekian banyak bencana alam, lanjut Guha-Sapir, kasus banjir akan mendominasi di setiap negara. Air meluap akibat tidak ada lagi tempat untuk menampung air, seperti hutan, danau, dan sungai. ''Semuanya telah berubah untuk kepentingan industri,'' jelasnya.(AFP/H-3)



Post Date : 20 Januari 2008