|
JAKARTA (MI): Air yang merendam ratusan rumah di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel), serta di Kampung Pulo, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim), terus meninggi hingga mencapai sekitar 2 m, kemarin. Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Ciliwung sejak Rabu (12/3) petang itu terus bertambah karena hulu sungai, yakni kawasan Bogor, terus diguyur hujan sejak kemarin siang. Berdasarkan pantauan Media Indonesia Rabu pukul 19.00 WIB, ketinggian air di Bendung Katulampa mencapai 160 cm (normal 80 cm) atau siaga IV yang berarti hati-hati banjir. Ketinggian air itu bertahan selama satu jam, kemudian menyusut menjadi 130 cm hingga tengah malam. Volume air turun pada pukul 07.00 menjadi 70 cm. Kemarin sekitar pukul 16.00 ketinggian air kembali di bawah normal, yakni 60 cm. ''Namun, ada kecenderungan air akan terus bertambah. Perjalanan air dari sini (Katulampa) hingga Jakarta biasanya sembilan jam,'' ujar petugas Bendung Katulampa Andi Sudirman, kemarin. Akibat banjir tersebut, sebagian warga di Bukit Duri dan Kampung Pulo terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Menurut Rohaimi, 56, warga Kelurahan Bukit Duri, genangan air mulai meninggi sejak kemarin pukul 04.00. ''Air mulai tinggi menjelang subuh,'' papar Rohaimi, yang rumahnya terendam air setinggi 100 cm. Dia mengaku, sejak awal tahun ini sudah mengalami banjir lebih dari 15 kali. ''Pokoknya setiap hujan deras dan lama, pasti kita kebanjiran,'' ungkapnya. Sementara itu, banjir yang merendam rumah warga di Kampung Pulo terjadi di RW 1, RW 2, RW 3, RW 5, dan RW 12 dengan ketinggian air lebih dari 1 m. Ita, 30, warga setempat, menyebutkan air terus naik sejak pukul 01.00 dan hingga kemarin siang belum surut. ''Kita sudah memperoleh informasi kalau air di Katulampa naik sejak malam hari,'' tuturnya. Pompa rusak Dilaporkan pula, banjir setinggi 70 cm yang menggenangi terowongan bawah tanah di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jaksel, Rabu petang, sudah disedot dan dikeringkan. Banjir karena guyuran hujan itu tidak mampu disedot dua pompa yang disiagakan. Menurut Kepala Subdinas Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Novizal, genset pengendali pompa air tersebut terendam sehingga tidak berfungsi. ''Kedua pompa air berkapasitas 250 liter per detik yang tertanam 0,5 m di bawah tanah itu memang dibuat untuk menyedot air bila hujan deras mengguyur,'' tandasnya. Ia pun menyebutkan sudah memerintahkan kontraktor untuk meninggikan pompa tersebut. (Ang/Che/DD/BT/GG/J-2) Post Date : 14 Maret 2008 |