|
TUBAN, KOMPAS - Luapan banjir Sungai Bengawan Solo yang semakin luas, Jumat (4/1) pagi, akhirnya memutus jalur jalan raya Semarang-Surabayajuga jalur perekonomiannyadi wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Lokasi badan jalan yang terendam air berada di tiga titik, yaitu dua di wilayah Desa Kuwu, Kecamatan Widang, dan di Desa Temas, Kecamatan Widang. Selain makin luas, ketinggian permukaan air berangsur-angsur juga meningkat sejak Jumat dini hari, sebagaimana terlihat di sejumlah badan jalan. Jumat petang, ketinggian air di badan jalan berkisar hingga 60 sentimeter (cm). Adapun panjang jalan yang tergenang sekitar 400 meter. Air di badan jalan tidak menggenang, tetapi mengalir deras melintasi badan jalan. Ini terjadi karena permukaan air Sungai Bengawan Solo yang berjarak sekitar 10 kilometer arah timur jalur Semarang-Surabaya lebih tinggi dibandingkan dengan badan jalan jalur Semarang-Surabaya. Kepolisian Resor Tuban terpaksa menutup ruas jalan Semarang-Surabaya sejak Jumat pagi. Seluruh kendaraan dari arah Surabaya dan wilayah timur Kabupaten Tuban lainnya dialihkan menuju Bojonegoro. Sedangkan kendaraan dari arah sebaliknya dialihkan melewati Brondong dan Paciran. Ekonomi terhambat Terputusnya jalur Semarang- Surabaya menyebabkan lalu lintas umum dan distribusi kegiatan ekonomi terhambat. Setidaknya dengan berjalan memutar, diperlukan waktu tambahan sekitar dua hingga empat jam. Ini berarti akan terjadi pembengkakan biaya dan molornya jadwal pengiriman barang. Di perbatasan Tuban-Lamongan sekitar 100 truk pengangkut barang terpaksa berhenti dan bermalam di tepi jalan. Kendaraan itu rata-rata mengangkut barang tujuan Semarang dan Jakarta. Menurut Puguh (26), sopir pengangkut batu bahan keramik dari Malang tujuan Jakarta, ia terpaksa bermalam. Harapannya, dalam waktu dekat jalan sudah dibuka lagi. Ia enggan memutar karena pembengkakan biaya solar menjadi tanggungannya sendiri. Kerugian akibat luapan Bengawan Solo di empat wilayah Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Tuban, dan Gresik diperkirakan akan terus bertambah. Hingga kemarin kerugian di Lamongan ditaksir mencapai Rp 85,803 miliar sebab hingga 3 Januari banjir Sungai Bengawan Solo di Lamongan telah menggenangi 9.649 rumah dengan 28.962 jiwa. Kerugian yang diderita penduduk sekitar Rp 48,2 miliar dan sebagian tak bisa melakukan kegiatan ekonomi. Di sektor pertanian, nilai kerugian mencapai Rp 30,9 miliar karena sarana produksi yang macet bahkan rusak. "Sebanyak 3.224 hektar (ha) lahan padi, 588,5 ha lahan palawija, dan 859,2 ha areal tambak terendam," kata Aries Wibawa dari Humas dan Protokol Kabupaten Lamongan. Kerugian di sektor perikanan mencapai Rp 2,5 miliar, sedangkan kerugian di sektor usaha kecil dan menengah Rp 3,1 miliar. Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Bojonegoro menyatakan, kerugian akibat terendamnya 12.262 ha areal pertanian Rp 93,3 miliar. Tak bisa ditunda Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh seusai kunjungan ke areal banjir di Kecamatan Widang, Tuban, menyatakan, kedatangannya bersama Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah untuk melihat kondisi banjir secara langsung. Sementara itu, Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal mengumumkan, jalur kereta api lintas utara mulai dapat dipergunakan Jumat. Namun, kecepatannya hanya 5 km per jam. Gubernur Jawa Timur Imam Utomo mengatakan, Pemprov Jatim akan memperbaiki tanggul Bengawan Solo. Pembenahan di hulu sungai untuk mengatasi penyebab bencana. Penanganan di sektor hilir difokuskan pada perbaikan infrastruktur dan penanganan korban bencana. Bupati Tuban Haeny Relawati RW mengatakan, setiap tahun pihaknya mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat agar mengalokasikan pembangunan tanggul. Namun, hingga kini permohonan itu belum dikabulkan. Menurut Haeny, data mengenai titik rawan paparan luapan Sungai Bengawan Solo sudah dimiliki pemerintah pusat. "Barangkali selama ini pembangunan tanggul belum menjadi prioritas," katanya. Setelah lebih kurang sepekan diperbaiki, kemarin PT Kereta Api Daerah Operasi atau Daop IV memfungsikan jalur kereta api Cepu-Bojonegoro. Sementara itu, banjir di Kabupaten Kudus, Jateng, dipicu meluapnya Sungai Wulan karena tanggul kanan jebol di delapan titik sepanjang 203 meter. Sampai Jumat petang, jumlah pengungsi korban banjir di Kudus meningkat dari 16.371 jiwa jadi 18.751 jiwa. Ruas jalan Kudus-Purwodadi terputus. Banjir itu juga mengganggu setidaknya tiga kegiatan ekonomi yang berlangsung setiap hari. Pertama, jalur angkutan bus antarkota/antarprovinsi dari Surabaya-Semarang atau Surabaya ke Jakarta. Kegiatan ekonomi lain yang terganggu, bongkar muat barang dan distribusi komoditas ekonomi dari Pelabuhan Perak ke wilayah Jatim. Terakhir, angkutan barang industri lain ke sejumlah kota di Jatim, Jateng, Jakarta, dan luar Jawa dari pusat aktivitas industri di Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, dan Malang.(SUP/HEN/LAS/NIK/RYO/ACI/LAS) Post Date : 05 Januari 2008 |